Lihat ke Halaman Asli

Moh. Heru Sunarko

Manusia Kusut

Filsafat Manusia?

Diperbarui: 12 Januari 2020   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dunia memang banyak rahasia didalamnya. Seperti aku dan kau yang diciptakan dengan banyak perbedaan. Pernyataan pembeda yang sudah menghakikat dengan adanya jenis kelamin. sebutan itu dinamai laki-laki dan perempuan.

Aku tak tahu kenapa Tuhan menciptakan manusia dengan dua jenis itu. Mendengar cerita tentang Nabi Adam dan Hawa memang seakan-akan Tuhan menciptakan kita manusia dengan berpasang-pasangan antara laki-laki dan perempuan yang berbeda kemudian menjadi satu kesatuan.

Di samping itu Tuhan juga menciptakan banyak makhluk lain untuk menunjang kehidupan manusia, yang kemudian menjadi sebuah alam. Ya, alam sebagai penunjang hidup manusia. Jika tak ada alam, mungkin manusia tak hidup.

Perihal dunia memang kita tak ada yang tahu, apalagi sang Pencipta dengan akalku saja tak dapat menjangkauNya. Tapi satu yang aku tahu bahwa Tuhan menciptakan manusia atas dasar Cinta, antara aku, kau, dan Tuhan. 

Hakikat Filsafat adalah mencari Tuhan. Bagaimana filsafat itu sendiri berfikiri sampai radikal mecari akarnya. Tuhan adalah sumber dan akhir dari segalanya. Bagaimana dalam kehidupan kita ini tidak lepas dari kehendaknya. Perintah dan larangan harus ditaati agar terhindar dari kebodohan.

Maksud terhindar dari kebodohan adalah bahwa kita hidup di dunia ini sering kali lalai dan tau tujuan sebenarnya kita diciptakan. Dunia saja yang terus dikejar. Padahal hidup di dunia hanya sementara dan hidup kekal kita ada di akhirat kelak. Maka dari itu kita harus berpikir dengan sungguh-sungguh atas keberadaan kita di dunia.

Selalu mengingat  Tuhan adalah salah satu bekal agar terhindar dari kebodohan itu sendiri. Maka kita mempunyai akal yang diciptakan semata-mata untuk berpikir dengan sebenar-benarnya. Segalanya yang ada di dunia ini diciptakan seperti halnya ruang kelas untuk kita belajar. hal apapun dan siapun adalah guru bagi kita. Trimakaih Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline