Kata 'vegetarian', pun kata 'vegan' rasanya kontradiktif jika disandingkan dengan kata 'tempe'. Dua kata pertama terdengar modern, sedangkan kata terakhir terasa sangat tradisional. Meskipun kata-kata ini dapat digabungkan dalam kelompok yang menyangkut persoalan mengisi perut.
Vegetarian ataupun vegan adalah julukan bagi orang-orang yang begitu cintanya pada hewan sehingga mereka memilih tidak mengonsumsi daging dari hewan, termasuk ikan. Anda tidak mungkin dibilang mencintai sesuatu jika tega memangsa apa yang dicintai itu, bukan? Sebagai gantinya, mereka akan mengisi perut mereka dengan sumber-sumber makanan nabati. Sumber makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Lha, apakah itu berarti mereka tidak mencintai tumbuh-tumbuhan?
Untuk hal ini, mungkin ada baiknya Anda tanyakan langsung pada para vegetarian atau vegan itu.
Ketimbang vegetarian, vegan lebih ekstrem. Jika vegetarian menghindari memakan daging hewan, seorang vegan tidak hanya menghindari memakan dagingnya. Produk-produk sampingan dari hewan pun mereka hindari. Seorang vegan akan menghindari pakaian yang terbuat dari kain sutra, wol, atau kulit hewan. Jika Anda menemui seseorang yang mengaku vegan karena tidak mengonsumsi daging tetapi dengan bersemangat menceritakan asal usul ikat pinggangnya yang terbuat dari kulit buaya berkualitas, mungkin Anda bisa mengajak orang itu membeli buku kamus istilah-istilah untuk ia baca-baca di waktu senggangnya.
Jika baik vegan maupun vegetarian menghindari makanan dari produk hewan, bagaimana mereka memenuhi kebutuhan akan protein?
Di sinilah tempe unjuk peran dan jati diri.
Ia boleh saja tradisional dan udik. Tapi ia rupanya bisa menjadi penyelamat bagi kalangan kaum vegetarian dan vegan.
Seudik-udiknya tempe, ia mengandung protein berkualitas tinggi yang sangat penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Ia mendukung pembentukan enzim-enzim, hormon, dan antibodi. Tempe seperti halnya orang desa bagi orang kota.
Orang desa yang udik dengan kekuatan ototnya bekerja keras di sawah ladang menghasilkan beras dan aneka produk pangan lainnya yang akan menyuplai kebutuhan orang-orang kota setelah melalui proses rantai ekonomi. Tempe dengan penampakannya yang sederhana, tidak neko-neko, memiliki beragam kandungan nutrisi yang tinggi yang dapat digunakan menyuplai kebutuhan tubuh.
Jika Anda para vegetarian dan vegan masih membutuhkan nutrisi lain selain protein, tenanglah. Tempe dengan kalemnya menawarkan diri bahwa ia juga mengandung karbohidrat kompleks dan lemak sehat (asam lemak tak jenuh tunggal dan asam lemak tak jenuh ganda). Juga berupa-rupa vitamin khususnya vitamin B kompleks: vitamin B2/riboflavin, vitamin B3/niasin, vitamin B6, dan tak lupa asam folat.