Ramadan datang dengan sejuta berkah. Umat Islam di seluruh penjuru dunia - Asia, Afrika, Eropa, Australia, Amerika - bergembira menyambut kedatangannya.
Dalam bulan suci Ramadan ini, kita akan banyak menjumpai, orang-orang berbondong-bondong pergi ke masjid untuk shalat berjamaah, mendengarkan kajian dan ceramah, atau bahkan sekedar istirahat dan menumpang tidur siang. Suasananya sungguh hidup.
Namun ketika Ramadan berlalu, kondisi berubah. Banyak orang yang kembali pada kebiasaan lama yang sesungguhnya, kurang baik. Lalu apa efek dari Ramadan yang telah datang? Apakah perubahan yang dibawanya hanya berlaku selama sebulan?
Tentu tidak.
Ramadan adalah tentang momentum. Momentum apa itu?
Momentum untuk memperbaiki diri.
Momentum untuk meningkatkan kualitas iman dan ibadah.
Momentum untuk meninggalkan segala yang buruk dan tidak bermanfaat.
Adalah suatu kewajiban agar kita memanfaatkan momentum Ramadan untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik dalam diri, serta mengurangi atau bahkan menghilangkan kebiasaan buruk yang dimiliki.
Dalam bukunya yang berjudul "The 9 Golden Habits for Brighter Muslim", dr. H. Agus Sukaca memaparkan mengenai sembilan kebiasaan yang harus dimiliki seorang Muslim agar menjadi pribadi yang lebih baik.
Sembilan kebiasaan emas tersebut terdiri dari tiga aspek ibadah, satu aspek akhlak, tiga aspek menuntut ilmu, satu aspek muamalah (hubungan sesama manusia) dan satu aspek pikiran.