Lihat ke Halaman Asli

Review Buku: Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

Diperbarui: 2 Februari 2024   23:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Tere Liye selalu berhasil membuat pembaca terpukau dengan novel-novel karyanya. Penulis dengan nama asli Darwis ini memiliki kemampuan untuk menarik pembaca menyelami seluk-beluk isi novelnya. Sehingga tak pelak, banyak pembaca yang baper oleh tulisannya. 

Salah satu novel karangannya yang berhasil membuat saya baper adalah novel berjudul Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin. Novel dengan 264 halaman ini hingga sekarang masih menjadi novel favorit saya.

Bagi kalian yang belum sempat membacanya, berikut adalah sinopsis dan review berdasarkan sudut pandang saya.

SINOPSIS:

Tania, gadis belia berusia 12 tahun, harus menghadapi kerasnya kehidupan setelah ayahnya meninggal 3 tahun yang lalu. Ia harus mengamen bersama sang adik, Dede, untuk membiayai hidup mereka karena kondisi sang ibu tak memungkinkan bekerja. Pergi pagi, pulang malam, hanya berpenghasilan seadanya. Penderitaan mereka semakin lengkap karena harus tinggal di rumah kardus di sudut kota.

Kehidupan keluarga Tania berubah 180 derajat dengan kedatangan Danar, pria dewasa yang usianya terpaut 14 tahun dari Tania. Danar memberikan perlindungan dan kenyamanan, serta kasih sayang yang sudah lama tak dirasakan keluarga kecil itu. Tania bisa kembali bersekolah, dan sang ibu bisa berjualan kue dengan modal pemberian Danar. Kondisi semakin membaik ketika mereka pindah ke sebuah rumah yang layak, bukan rumah kardus yang rusak ketika angin dan hujan datang.

Sayangnya kebahagiaan tak bertahan lama. Ibu Tania jatuh sakit dan akhirnya menyusul suaminya, ayah Tania. Danar mengambil tanggungjawab untuk menjaga Tania dan Dede. Berusaha menjadi Kakak yang baik untuk kedua adiknya. Dengan dukungan penuh Danar, Tania melanjutkan pendidikan ke sebuah SMP di Singapura.

Terpisah oleh jarak, Tania yang beranjak dewasa menyadari bahwa perasaannya pada Danar tak sesederhana perasaan adik pada kakaknya, lebih dari itu. Di hatinya Danar adalah sosok yang sempurna, cintanya. Tania hanya bisa memendam perasaan, tak berani mengutarakan.

Hati polos Tania harus hancur ketika Danar memutuskan menikahi wanita "pujaan hatinya", Ratna. Tania menolak pulang ke Indonesia dengan berbagai alasan. Hingga suatu hari ketika rasa sakit di hatinya reda, Tania pulang ke Indonesia, hanya untuk menemukan keretakan dalam rumah tangga Danar dan keanehan perilaku kakaknya tersebut.

Curhatan Tania pada Dede mengungkapkan semuanya, tentang rasa yang tak seharusnya ada, tentang hubungan yang diselimuti ambiguitas antara adik dan kakak. Tania tak bisa lagi bersabar, dia harus mencari Danar untuk memperjelas semuanya.

REVIEW :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline