Lihat ke Halaman Asli

Ekspresi Anas Pasca Penahanan KPK

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

138942292051715913

[caption id="attachment_315164" align="aligncenter" width="624" caption="Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum resmi ditahan usai diperiksa sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Jumat (10/1/2014). Ia ditahan terkait dugaan suap dalam proyek Hambalang./Admin (KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO)"][/caption] Jum'at keramat KPK terbukti makan korban lagi. Jum'at ini (10 Januari 2014), Anas Urbaningrum resmi ditahan KPK. Apapun terkait Anas, pasti menjadi Headline News. Menarik perhatian dan ditunggu masyarakat luas. Gesture Anas berbeda. Tidak seperti orang lainnya, yang menunjukan ekspresi sedih, murung, dan kecewa setelah ditetapkan tersangka KPK, Anas tetap tenang. Dia tetap mampu mengontrol emosinya dengan baik, sekalipun tak mampu menyembunyikan kekecewaan hatinya. Dengan menyisakan senyum kecil melihat ulah wartawan yang saling berebut, Anas memanfaatkan moment itu dengan baik. Dengan sikap tenang tanpa emosi berlebihan, suara jelas dan sistematis, Anas menyampaikan pernyataan terkait penahanan dirinya. Ada 3 hal dikemukakan Anas selepas keluar dari Gedung KPK, yaitu: (1) Hari ini menjadi hari penting bagi Anas menemukan keadilan dan kebenaran; (2) Menyampaikan terima kasih pada Abraham Samad (Ketua KPK), penyidik dan diatas segalanya menyampaikan banyak terima kasih pada Presiden SBY. Semoga hal ini punya arti dan makna, sekaligus sebagai kado tahun baru 2014; (3) Anas yakin bahwa ketika berjuang mencari kebenaran dan keadilan, maka pada akhirnya kebenaran yang akan menang. Gesture adalah bentuk komunikasi yang bersifat non-verbal atau komunikasi non-vokal. Melalui gesture, seseorang menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain melalui bahasa tubuh. Gestures termasuk gerakan tangan, wajah, atau bagian tubuh lainnya. Dengan gestures memungkinkan seseorang untuk mengekspresikan berbagai perasaan hatinya. Yaitu rasa senang, bahagia, jengkel, kecewa, marah dan lainnya. Setiap perasaan hati diekspresikan dengan bahasa tubuh tertentu. Gesture yang satu berbeda dengan lainnya. Hanya dengan melihat gesture tanpa disertai kata-kata, biasanya orang lain sudah bisa menangkap isi hati orang itu. Itulah yang ditangkap pada diri Anas, sebelum menyampaikan pernyataan. Bila eskspresi gesture ditambah verbal, maka makin jelaslah isi hati seseorang. Dari gestur, terlihat Anas kecewa. Tapi yang lebih menarik disimak adalah isi ekspresi verbal pernyataannya. Di sini Anas memanfaatkan media massa dengan baik untuk berbagai tujuan. Di antaranya adalah menarik simpati masyarakat, menegaskan bahwa apa yang terjadi pada dirinya adalah suatu proses mencari kebenaran, dan yang tidak kalah penting adalah menyerang secara santun pihak KPK dan Presiden SBY. Coba saja simak sindiran Anas yang menyampaikan terima kasih pada Abraham Samad dan Presiden SBY karena sudah ditahan. Mana ada orang ditahan menyampaikan terima kasih pada yang menahan. Sindiran lainnya adalah bahwa penahanan dirinya adalah kado tahun baru 2014. Tentu ini bukan kado bagi dirinya, melainkan kado untuk pihak-pihak lain yang Anas maksudkan. Ekspresi seseorang terkait erat dengan kepribadian dirinya. Bila kita amati penampilan Anas di panggung politik public amat mengesankan. Pembawaannya tenang dan hangat. Mental panggungnya kuat. Gaya bicaranya sejuk, tidak meletup-letup dan nampak datar-datar saja. Vokal suaranya cukup renyah dan enak didengar di telinga masyarakat. Pilihan dan penekanan kata/kalimat yang keluar berirama, terjaga dan terukur. Langgam tutur kata yang terucap mengalir santai dan apa adanya. Trik-triknya dalam menjawab pertanyaan pembawa acara (host) atau serangan opini dari lawan bicara di televisi sangat taktis dan diplomatis. Tidak pernah kelihatan emosi. Kalaupun dia menyerang balik, Anas tetap menjaga etika dan tetap kelihatan santun disertai sunggingan senyum. Si lawan bicara akan terpatahkan argumentasi yang coba dikemukakan tanpa ia merasa direndahkan, disepelekan apalagi dikalahkan. Pilihan kata atau kalimat yang Anas lontarkan ibaratnya pedang tajam terhunus, menohok lawan hingga tak berkutik. Tidak sampai mempermalukan, cukup menciderai namun tidak sampai mematikan. Selain itu, isi pernyataan atau komentarnya bernas dan intelektual. Kesemuanya itu menjadi ciri khas personal dan menunjukan kematangan pribadi seorang Anas Urbaningrum. Selain pribadi, pengalaman organisasi membuat dirinya menjadi sosok matang. Kemunculan Anas dipanggung politik nasional diawali tahun tahun 1997 ketika memimpin PB HMI. Karir politiknya juga moncer, sampai akhirnya meraih Ketua Umum Partai Demokrat. Semua itu menjadikan Anas sebagai politikus muda yang mumpuni. Karena itu sulit menghabisi Anas di panggung politik, sekalipun melalui kasus korupsi. Anas menyebut proses penahanannya sebagai upaya mencari kebenaran. Para pengikutnya menyebut sebagai proses bertapa. Selamat bertapa Anas, semoga anda makin sakti.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline