Lihat ke Halaman Asli

M. Hidayanto

Profesional

Sistem Baru, Harapan Baru Pendidikan Indonesia

Diperbarui: 9 Agustus 2020   11:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Rasa bosan, jenuh dan galau bisa terjadi kepada peserta didik saat mengikuti Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (SPJJ). Demikian juga bisa terjadi pada orangtua (ortu) siswa saat mendampingi anaknya dalam sistem pembelajaran baru yang sedang marak akibat Covid-19 ini.

Kondisi tersebut tentu wajar, karena SPJJ masih relatif baru dan belum didukung oleh sarana dan prasarana serta SDM yang mumpuni. Kendala sarana dan prasarana antara lain terkait dengan ketersediaan gadged (smartphone, tablet, laptop, komputer, handphone), yang belum tentu semua siswa punya atau orangtua siswa mampu untuk membeli perangkat tersebut. Jika misalnya mampu, ada masalah lain seperti harus tersedia kuota internet, tidak ada jaringan internet atau internet yang tidak stabil. Belum lagi kendala kondisi wilayah yang memang belum memungkinkan belajar jarak jaug, seperti daerah perbatasan negara, kawasan kepulauan dan daerah terpencil lainnya.

Dengan berbagai kendala tersebut tentu Pemerintah tidak mudah untuk segera mencari solusi yang terbaik. SPJJ adalah suatu keniscayaan yang barus dilaksanakan pada masa sulit sekarang ini. Pemerintah pun telah berupaya melalui berbagai kesempatan untuk mencari jalan keluar supaya sistem pembelajaran baru ini bisa berjalan sesuai yang diharapkan.

Selain tenaga pendidik, tentu peran orangtua di rumah sangat penting dalam sistem pembelajaran ini. Jika anak sudah mahir dengan gadged dan internet, tentu tidak bermasalah bagi orangtua siswa. Namun akan berbeda jika anak atau peserta didik tidak punya gadged, belum paham atau masih setengah-setengah dengan sistem pembelajaran jarak jauh, maka peran orangtua siswa sangat penting.

Beruntunglah bagi anak didik yang sudah melek dengan teknologi informasi. Mereka akan dengan mudah menyesuaikan teknologi informasi yang terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Tetapi kondisi ini akan sangat jauh berbeda bagi yang belum atau terlambat dengan perkembangan kemajuan teknologi informasi, yang biasanya berada di daerah perdesaan yang jauh dari pusat kota.

Jangan Saling Mencari Kekurangan

Dengan kemajuan teknologi informasi saat ini, seolah dunia dalam sebuah genggaman. Pendidikan atau sekolah jarak jauh bisa jadi akan menjadi sebuah keniscayaan yang harus dilaksakan dengan berbagai konsekuensinya. Sudah tidak pada tempatnya lagi untuk terus saling mencari kekurangan dari sistem pembelajaran baru ini. Yang dibutuhkan adalah solusi terbaik dan kerjasama dari semua pihak untuk pendidikan yang lebih baik pada masa dan pasca Covid-19.

Oleh karena itu tidak berlebihan, mumpung belum terlambat (bagi yang belum) kini saatnya ortu untuk melek atau paham juga dengan teknologi informasi, supaya bisa terus mendampingi anaknya dalam SPJJ tersebut. Memang berat, namun di tangan anak-anak itulah masa depan bangsa dan negara Indonesia. Semoga dunia pendidikan kita akan menjadi lebih baik lagi pada masa mendatang.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline