Lihat ke Halaman Asli

M. Helmi Hariadi

[Pendidik | Tenaga Laboratorium IPA | Fisika - Pendidikan Fisika - Pendidikan IPA - Laboratorium IPA ] [Lombok - Jogja | Pencinta Ilmu | Anak Indonesia | Beriman, Belajar, dan Berkarya | Sinari Penjuru ]

Fisika Menyapamu: Pengukuran, Jujur dan Adil

Diperbarui: 30 Mei 2023   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Koleksi pribadi

Pernahkah Sahabat melakukan pengukuran? Pernah, kan? 

Jika pun belum pernah, maka pasti kita pernah mengalami pengukuran. Hal yang biasa kita alami misalnya diukur tinggi dan ditimbang berat badan kita. Artinya bahwa kita pun pernah melihat peralatan-peralatan yang digunakan dalam mengukur tinggi badan dan menimbang berat badan.

Peralatan yang lain pun mungkin pernah kita lihat. Ada Thermogun (pengukur suhu) yang sangat populer ketika situasi pandemi melanda, ada pula pencatat waktu (Stopwatch) yang kerap kali digunakan oleh guru olahraga untuk mencatat waktu. Semua peralatan tersebut tentunya harus dapat dioperasikan dengan baik, dibaca dengan tepat, dan dicatat datanya dengan benar.

Dalam pengukuran, fisika mengajarkan kita untuk membaca alat ukur dengan sudut pengamatan yang benar. Posisi mata pengamat harus tegak-lurus terhadap apa yang diamatinya. Posisi mata harus tepat tegak-lurus membaca data pengukuran yang tertera pada alat ukur. Ini dimaksudkan agar pengamat dapat dengan mudah membaca skala alat ukur dengan benar dan mudah. Jika tidak, akan terjadi kesulitan bagi pembaca atau pengukur. Akibatnya data yang terbaca tidak akan tepat.

Sumber: https://www.embibe.com/questions/State-what-should-be-the-proper-position-of-eye-for-correct-measurement./EM4433179

Pada gambar tersebut diberikan ilustrasi hasil pengukuran jika dilakukan pembacaan data melalui posisi mata yang berbeda terhadap alat ukur, yakni penggaris. Posisi mata yang tidak tegak-lurus membuat hasil pembacaan data yang beda. Dapat dilihat dalam gambar tersebut, posisi yang condong ke kiri membuat data terbaca 4,2 cm. Posisi yang condong ke kanan membuat data terbaca 4,4 cm. Sedangkan pada posisi yang tegak-lurus akan membuat data menjadi terbaca 4,3 cm. Hasil pembacaan data yang tepat adalah 4,3 cm, dilihat dalam posisi pengamatan yang tegak-lurus terhadap data hasil pengukuran.

Selain memastikan posisi mata harus tegak-lurus dengan posisi data hasil pengukuran yang akan dibaca, pengamat harus membaca data yang ditunjukkan sesuai dengan yang tertera pada alat ukur. Data yang diperoleh harus dicatat juga dengan benar berdasarkan hasil pengamatan.

Dua hal tersebut harus dilakukan dalam satu paket teknik pengukuran. Ini akan turut memastikan bahwa hasil pengukuran akan tepat. Jika pengukuran pada objek yang sama dilakukan oleh orang lain, maka hasilnya akan relatif sama.

Itulah bukti bahwa fisika mengajarkan nilai keadilan dan kejujuran. Fisika melalui pengukuran melatih untuk berlaku adil dan jujur dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana fisika mengatur cara mengukur, membaca alat ukur, dan mencatatkan data pengukuran menjadi bukti nyata.

#fisikamenyapamu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline