Lihat ke Halaman Asli

MHENDRY FLUBIS

Menulis adalah melawan

BPM dan HMJ Sekawasan IKH Medan Telah “Mati Suri”

Diperbarui: 19 Februari 2022   01:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Medan. Sumber ilustrasi: TRIBUNNEWS/Aqmarul Akhyar

Organisasi menjadi salah satu wadah ataupun tempat sebagai mahasiswa dalam menuangkan ide dan kreatifitas-nya, bukan hanya itu saja tetapi organisasi menjadi ajang mahasiswa dalam berlomba-lomba untuk menciptakan perubahan terhadap kehidupan khususnya kehidupan kampus. Penulis kali ini akan lebih menyinggung dan memberikan kritikan terhadap kepengurusan BPM dan juga HMJ sekawasan IKH (Institut Kesehatan Helvetia) periodesasi 2021/2022 dan penulis berharap tulisan ini menjadi acuan para ketua selaku pemimpin yang memangku kekuasaan di organisasi internal ikh untuk menimbulkan kesadaran-nya bahwa organisasi yang sedang dikendalikan mengalami "Mati Suri".

Ada beberapa hal yang menjadi penyebab organisasi internal BPM dan HMJ sekawasan IKH telah mati suri :

  1. Pemimpin ormawa internal tidak mempunyai jiwa kepemimpinan dalam menahkodai organisasi
  2. Mahasiswa yang menjadi pengurus ormawa internal IKH mengalami kedangkalan berfikir
  3. Ormawa internal ikh dalam menjalankan roda organisasi tanpa acuan AD/ART

Tiga hal ini menjadi problematika yang menjadikan budaya kebobrokan pada ormawa internal IKH terus bertahan selama beberapa periodesasi sebelumnya hingga sampai saat ini kebobrokan ormawa internal ikh tetap dipertontonkan dan dibudayakan di lingkungan mahasiswa IKH, berikut penjelasan terkait penyebab ormawa internal BPM dan HMJ sekawasan IKH telah mati suri.

1. Pemimpin ormawa internal tidak mempunyai jiwa kepemimpinan dalam menahkodai organisasi

Pemimpin dalam kbbi artinya ialah orang yang memimpin, dan pemimpin adalah orang yang mempunyai tanggung jawab besar atas pengendalian nya terhadap organisasi yang telah menjadi amanah yang harus diterapkan. Namun disini penulis ingin mengungkap kebusukan dan kebobrokan para pemimpin ormawa dalam memimpin dan mengendalikan ormawa internal IKH. Kurangnya rasa tanggung jawab dan kesadaran atas kebobrokan dari seorang pemimpin ormawa menjadi salah satu problematika bagi BPM dan HMJ sekawasan yang berada di IKH, dan kebanyakan para pemimpin jika dihadapkan oleh sebuah masalah para pemimpin ormawa malah melarikan diri lalu meninggalkan masalah tanpa adanya penyelasaian yang seharusnya menjadi aktor solusi malah menjadi pemimpin yang mementingkan diri sendiri. Maka bisa disebut bahwa pemimpin ormawa internal IKH tidak mempunyai problem solving yang kuat sehingga ketika ada permasalahan yang terjadi mereka melarikan diri dan meninggalkan aspirasi yang ada pada mahasiswa.

2. Mahasiswa yang menjadi pengurus ormawa internal IKH mengalami kedangkalan berfikir

Para mahasiswa yang menjadi pengurus ormawa internal IKH hanya menjadi robot disaat menjalankan periodesasi ataupun roda organisasi sehingga bisa disebut bahwa saat ini pengurus ormawa internal IKH mengalami kedangkalan berfikir akibatnya pengurus tidak mampu menciptakan perubahan dari ide dan gagasan yang dituangkan didalam organisasi seperti merujuk dari makna organisasi yang diatas tadi. kedangkalan berfikir pengurus diakibatkan tidak tiadanya pelatihan ataupun uprgading yang harusnya dilakukan sebelum menjalankan organisasi sehingga para pengurus mempunyai bekal dan memiliki kemampuan berfikir dalam menciptakan perubahan yang ada pada di ormawa internal IKH.

3. Ormawa internal IKH dalam menjalankan roda organisasi tanpa acuan AD/ART

Sebelumnya penulis akan memberitahukan sedikit bahwa didalam organisasi mahasiswa internal kampus terdapat AD/ART yang menjadi landasan dan juga pemahaman bagi para ormawa dalam menjalankan roda organisasi, akan tetapi dengan melihat ormawa internal saat ini yang berada di ikh baik itu BPM dan juga HMJ sekawasan IKH tidak memakai AD/ART terbukti saat BPM tidak adanya mubes (Musyawarah Besar) yang pada waktu itu kepemimpinan masih dibawah tangan Yanti sinaga dan juga pemira yang dilakukan sebelumnya ini sudah menyalahi AD/ART dikarenakan tidak adanya KPU (komisi pemilihan umum) sehingga bisa dikatakan bahwa BPM telah melanggar aturan dan acuan organisasi yang sudah ada di AD/ART organisasi BPM, dan juga beberapa HMJ tidak mengerti bahwa AD/ART itu adalah landasan dalam menjalankan organisasi sehingga banyak para pengurus dan juga ketua HMJ mengalami kebutaan dalam melihat AD/ART.

Dari penjelasan di atas bahwa sudah banyak problematika dan kebobrokan yang terjadi pada ormawa internal IKH, namun para pemimpin dan juga pengurus memiliki ketidakpedulian dan juga rasa ketidakmauan untuk merubah kesalahan yang terjadi. Pada akhirnya ketika problematika ini menjadi hal awet dan tidak ada perubahan yang dilakukan maka periodesasi berikutnya hal ini bakal terjadi lagi sehingga ormawa internal IKH mengalami "mati suri” selamanya, Para pemimpin harus menyegerakan diri untuk menciptakan perubahan jangan menjadi seorang pemimpin pecundang yang lari dari sebuah problematika, buktikan saja kepada mahasiswa bahwa pemimpin ormawa internal IKH adalah orang-orang hebat yang memiliki keberanian dan kemampuan dalam memimpin sebuah organisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline