Lihat ke Halaman Asli

Maraknya Perang Sarung di Bulan Ramadhan

Diperbarui: 16 April 2024   00:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Fenomena maraknya perang sarung di bulan Ramadhan merupakan sebuah hal yang sangat disayangkan dan mencerminkan kehilangan nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi dalam bulan suci tersebut. Seharusnya bulan Ramadhan menjadi momentum untuk meningkatkan ibadah, introspeksi diri, dan meningkatkan kebaikan, bukan malah digunakan sebagai ajang persaingan yang tidak bermakna seperti perang sarung.

Perang sarung pada dasarnya tidak ada manfaatnya dan justru dapat merusak hubungan antar sesama. Lebih baik energi dan waktu yang dikeluarkan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat dan positif dalam meningkatkan ketakwaan dan kebaikan di bulan Ramadhan. Mari kita kembali kepada makna sejati dari bulan Ramadhan, yaitu meningkatkan spiritualitas, kepedulian terhadap sesama, dan kebaikan dalam segala aspek kehidupan.

Kita sebagai umat harus dapat merenungkan kembali nilai-nilai agama yang seharusnya menjadi pedoman dalam hidup kita, dan memperbaiki perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Maraknya perang sarung hanya akan mengaburkan makna sejati dari bulan Ramadhan dan merusak esensi ibadah yang seharusnya dilakukan dengan tulus dan ikhlas. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari kritik ini dan menjadikan bulan Ramadhan sebagai ajang untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline