Jagung (Zea Mays) di Indonesia merupakan komoditi tanaman yang merakyat, maksudnya banyak ditanam oleh rakyat, mengingat mayoritas rakyat Indonesia hidup dengan bertani. Jagung, disamping karena cara budidayanya yang mudah, iklim di Indonesia secara umum juga cocok dan sangat mendukung untuk membudidayakan tanaman jagung.
Namun demikian, bukan berarti menanam jagung pasti berhasil. Kegagalan dalam berbudidaya jagung di Indonesia juga banyak terjadi. Diantaranya dikarenakan faktor kecukupan air misalnya, hal ini disebabkan kekurangtepatan waktu tanam terkait dengan musim hujan.
Disamping itu, ada hal penting yang dapat menyebabkan kegagalan dalam berbudidaya jagung, yakni akibat serangan bulai. Bulai, pada tanaman jagung memiliki nama ilmiahPeronosclerospora maydis, yang merupakan salah satu jenis tanaman berupa jamur.
Dampak yang ditunjukkan dari jagung yang terserang bulai itu adalah, tanaman menjadi memutih diantara hijaunya daun jagung yang tak terkena bulai. Mengingat warnanya putih diantara kehijauan maka orang Indonesia secara umum memberikan julukan bulai. Tanaman yang terserang biasanya akan sedikit mengalami gangguan pertumbuhan selanjutnya, karena klorofil tanaman jagung tertutup sehingga tidak mampu memasak makanan dengan baik. Akibat lebihlanjutnya tanaman jagung yang terserang bulai dipastikan tidak akan mampu berbuah. Dan biasanya oleh petani jagung, tanaman yang terkena bulai akan dicabut dari lahan karena dikhawatirkan menular bagi tanaman yang lainnya.
Prosentase serangan bulai bisa bervariasi, ada yang dalam prosentase kecil hingga dalam prosentase besar, yang menjadi sebab tidak ekonomis lagi bila tanam dilanjutkan, alias dalam batas yang sudah masuk dalam katagori gagal dalam berbudidaya tanaman jagung. Perbedaan serangan ini dikarenakan kondisi iklim ataupun benih. Dan untuk memahami hal ini kita perlu mengenali bulai pada jagung.
Bulai adalah Jamur dan jamur adalah tumbuhan
Kembali pada statement dimuka, bahwa bulai (Peronosclerospora maydis) adalah jamur. Jamur, dalam bentuk apapun adalah merupakan maklhuk hidup yang berupa tumbuhan. Sehingga bulai pada jagung berarti tumbuhan yang menempel pada tanaman yang dalam hal ini adalah jagung. Dengan demikian, kesimpulan awal mengenai bulai dari definisi diatas adalah bahwa bulai adalah jamur dan jamur merupakan tumbuhan.
Dengan simpulan ini, selanjutnya kita perlu kaji lebih jauh mengenai jamur. Dilihat dari tatacara perkembangbiakannya, jamur akan berkembang subur apabila dalam kondisi lembab. Maksudnya lembab adalah kandungan air dalam udara tinggi, sementara cuaca terasa panas oleh karena teriknya matahari. Kondisi alam seperti ini akan muncul pada saat :
a) Apabila dimusim tanam jagung pertama (September- Desember), yakni pada saat sudah mulai sering hujan namun cuaca panasnya masih terasa, sehingga kandungan uap air diudara tinggi karena sudah sering hujan, namun cuaca panas karena belum musim hujan betul.
b) Apabila dimusim tanam kedua (Januari-April) atau musim tanam jagung ketiga (Mei-Agustus) yakni, saat hujan masih ada namun menjelang musim panas, ini juga kondisi udara lembab.
Kedua situasi diatas merupakan kondisi yang paling bagus bagi pertumbuhan jamur, yakni karena kelembaban udara tinggi.