Lihat ke Halaman Asli

Berbicara tentang Qurban

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bagian Pertama

Terdapat tiga tempat dalam Al-Quran yang berkaitan dengan tema qurban. (1) 'pernyataan' malaikat tentang calon khalifah di bumi yang 'merusak dan menumpahkan darah' (QS 002 Al-Baqarah 30), (2) Qurban dua putra Adam alaih as-salaam (QS 005 Al-Maidah 27) ada yang diterima (karena faktor ketakwaan) dan ada yang ditolak, (3) pembicaraan tentang ritual haji danhewan qurban pada QS 022 Al-Hajj di ayat 28, 32-37, dan (4) pada QS 037 Ash-Shaffaat ayat 102-107 yang menceritakan kisah Ibrahim alaih as-salaam yang diperintah untuk mempersembahkan puteranya sebagai qurban yang kemudian ditukar dengan hewan.

Malaikat 'meramalkan' bahwa calon khalifah di bumi ini akan menumpahkan darah. Ketika dua putera Adam alaih as-salaam mempersembahkan 'qurban' mereka, ada yang diterima namun ada pula yang ditolak qurbannya sehingga tergerak salah seorang di antara mereka untuk 'menumpahkan darah' saudaranya.

Dari sini, penumpahan darah ini dimulai dengan latar belakang 'qurban'.

Bagian Kedua

Kewaspadaan, kehati-hatian, ketundukan, dan kepatuhan disebut dengan 'ketaqwaan' (QS 022 Al-Hajj34: al-mukhbit; QS 005 Al-Maidah: muttaqin). Ketaqwaan ini mesti bisa dirasakan, disyiarkan (simbol, monumen, tanda, rambu, jejak, bekas - QS 022 Al-Hajj 32, 36), dalam bentuk tindakan yang mengisi ruang dan waktu yang kemudian menghasilkan sesuatu yang disimbolkan dengan penyerahan hasil usaha (berupa hewan ternak; hewan yang sehari-hari 'melekat' dengan komunitas manusia di manapun, bukan hewan langka) kepada Allah azza wa jalla.

Penyerahan hewan qurban ini kepada Allah dilakukan dengan cara menyembelih hewan tersebut. Setelah disembelih, Allah tidak menerima daging hewan tersebut tidak pula darahnya (dagingnya didistribusikan kepada ummat manusia untuk dikonsumsi dan darah diterima bumi). Satu-satunya yang diterima Allah adalah intisari dari aktifitas penyerahan dan penyembelihan hasil usaha manusia berupa hewan, yaitu taqwa.

Bagian Ketiga

Betul, manusia memang menumpahkan darah di bumi seperti yang disampaikan oleh malaikat. Namun bila dicermati, penumpahan darah yang dilakukan 'berdasarkan petunjuk Allah azza wa jalla' justru menjadi sarana penyucian dan pengagungan (syi'ar) Allah; menjadi sarana penegas ketauhidan manusia; menjadi medium pengungkapan ketundukan-kepatuhan manusia kepada Rabbnya.

Allah berfirman, "sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kalian (malaikat) tidak ketahui" QS 002 Al-Baqarah 30.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline