Lihat ke Halaman Asli

MEIRISMAN HALAWA

H sofona osara

Satu Hari yang Ajaib

Diperbarui: 5 November 2024   08:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

SATU HARI YANG AJAIB

Perumnas Dahana, 21.00

(Dingin. Udara menerobos masuk ke dalam rumah dan segera membuat orang-orang di dalamnya mendekap dada. Mauri beranjak dari tempat duduknya, menutup pintu dan jendela depan. Mata Mauri kembali tertuju pada perut istrinya. Lebih besar dan kelihatan bergerak-gerak. Kasihan Dira. Seumur  ini masih harus melahirkan. Ini adalah bayi ketiga yang akan dilahirkan istrinya. Semoga bayi kami  seorang laki-laki yang kuat. Bisa membantu orang tuanya kelak)

"Bang.., Abang?"

"Hmm..?"

"Sejak tadi dia ndak tenang. Terus menendang. Mungkin sudah hampir waktunya."

"Oh, ya?"

" Abang kok ndak perhatiin. Saya serius, Abang. Mungkin bayi kita lahir minggu ini."

 Minggu ini?

  "Nanti kalau laki-laki kita beri nama apa?"

"Dari mana kamu tahu dia laki-laki?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline