Lihat ke Halaman Asli

M Hadi Saputra

Peneliti di Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli

Saatnya Alam Mengambil Alih Dunia

Diperbarui: 24 Desember 2021   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Prediksi akan perkembangan teknologi serta munculnya virus corona yang berkembang memunculkan era kesepian. Hal yang dimaksud adalah munculnya masa dimana interaksi lebih banyak terjadi secara virtual daripada faktual. Tak akan banyak terjadi interaksi langsung di dunia nyata. 

Hal ini ditunjukkan dengan maraknya perubahan cara kerja dan sosialisasi masyarakat menggunakan media internet. Seperti pertemuan rapat, seminar maupun silaturahmi menggunakan aplikasi video online. Pertemuan antara teman maupun keluarga dengan aplikasi game di dunia virtual. Bahkan munculnya dunia Baru yang memungkinkan interaksi secara 3 dimensi dengan sensasi senyata mungkin. 

Perkembangan teknologi ini memunculkan rasa sepi di seantero negeri. Tak banyak yang akan keluar rumah hanya untuk beli makanan atau berkumpul dengan teman. Banyak yang lebih asyik untuk bertemu dari gadget di gengaman tangan atau kacamata Virtual Reality (VR) sambil bersantai di dalam kamar. Ke depan dunia akan sepi dan dunia perkotaan yang gegap gempita beralih di dalam dunia virtual. 

Perubahan tingkah laku manusia mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Manusia yang cenderung memanfaatkan alam dan merubah tutupan lahan akan beralih ke dunia virtual. Alam akan mengambil alih jalan-jalan kota yang dulu ramai dengan kendaraan. Mengambil tanah-tanah kosong yang terbengkalai. Hewan akan kembali bersuka cita di atas tanah. Bahkan udara akan lebih bersih seperti yang ditunjukkan saat corona menyerang dunia. 

Lalu akankah alam mengambil alih haknya kembali? Kurang lebih itu yang mungkin akan terjadi beberapa puluh tahun ke depan. Saat manusia mulai sibuk dengan dunianya yang baru. Namun, benarkah? 

Prediksi lain menunjukkan peralihan kondisi sosial tidak berdampak banyak pada pemilihan alam. Bahkan, alam akan lebih merasakan dampak. Pertambangan sumberdaya alam akan lebih marak disebabkan kebutuhan material dalam bumi untuk menghasilkan produk elektronik. Kebutuhan makanan akan tetap berlanjut dengan merubah tutupan hutan menjadi pertanaman, kadang dan sawah. Satwa tidak menjadi prioritas saat kita dapat  merubahnya dalam dunia virtual. 

Teknologi yang berkembang memungkinkan peran manusia tergantikan oleh mesin. Perubahan tenaga kerja dengan robot yang lebih efisien untuk mengambil hasil bumi. Transportasi akan makin marak untuk melayani kebutuhan manusia. Dan energi akan menjadi hal paling penting untuk diperoleh. Sehingga segala aktivitas kinetik dan tenaga nuklir di ciptakan untuk mencapai kebutuhan energi listrik yang sangat besar. 

Akhir kata, perubahan teknologi dapat menjadi solusi dalam perbaikan kondisi lingkungan yang saat ini tergerus. Namun, bukan berarti alam dapat mengambil alih. Peran manusia akan tergantikan dan diperlukan tindakan bijak untuk menyelaraskan kehidupan teknologi maju di masa depan dengan pelestarian alam yang tak tergantikan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline