Aku berziarah
Pada rindu yang semakin jauh
Ia menjadi musim
Seperti matamu
Selalu semi di mataku
Pada daun yang jatuh
Aku bertanya
Pernahkan kau membaca
Saat kemarau menulis rindu
Menjadi sabit
Dan mengering
Aku berziarah
Pada rindu yang berteduh
Di bawah alismu
Yang kueja saat kemarau menjadi sendu
Dan aku melebur
Pada musim yang berkelana
Menjadi lempengan waktu
Mengikuti angin
Yang membuainya
Lalu pulang
Pada rumah yang kita bangun
Aku berziarah
Pada rindu yang menjadi derai
Ia adalah doa yang kubaca
Dan kugenggam
Menjadi wajahmu, Ibu.
Hotel Mirah, Bogor, 131014
Puisi ini telah diterbitkan dalam antologi bersama "Labirin Warna" pada awal tahun 2015.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H