Lihat ke Halaman Asli

Konflik dan Kontroversi Hati

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pernah berada di antara dua teman yang sedang bertikai? Pernah menghadapi dua sahabat yang sama-sama sedang bersikeras bahwa dirinyalah yang paling benar di dalam konflik itu?

Bagaimana caranya harus bersikap di tengah konflik mereka? Apakah anda akan memilih untuk pura-pura tidak tahu (tetapi sebenarnya tahu), atau memilih untuk memihak salah satu dari mereka (berdasarkan preferensi anda), atau memilih untuk tetap netral dan menilai kedua sahabat anda dengan obyektif.

Bagi saya, pilihan pertama paling mudah. Berpura-pura tidak tahu, daripada tenaga dan waktu anda terbuang percuma hanya untuk mengurusi masalah mereka yang cenderung naif.

Pilihan kedua, akan menjadikan anda memiliki musuh. Jika anda tipe orang yang senang untuk beradu argumen dan memiliki energi besar untuk beradu pendapat dan kebenaran. Ini pilihan yang menantang untuk mengeluarkan sebagian semangat bertualang anda.

Dan, pilihan ketiga adalah yang paling sulit. Tugas untuk tetap menjadi obyektif dan netral, sangat riskan untuk disalahartikan sebagai kondisi memihak salah satu. Jika anda salah mengambil sikap malah kedua sahabat ini memusuhi anda. Ironis, yaa.... Tetapi pilihan ini, juga merupakan cara efektif untuk mendamaikan kedua pihak yang terlibat konflik. Pilihan untuk mengambil bagian sebagai pendamai menunjukkan diri anda sebagai pribadi proaktif.

Tantangannya adalah, anda akan diminta untuk menguasai beberapa keterampilan berkomunikasi dan bernegosiasi. Keterampilan untuk menjadi pendengar aktif. Mampu membuat orang lain sependapat dengan anda. Keterampilan menyampaikan pendapat dan mampu membuat orang lain sepakat dengan anda (sesungguhnya) bisa dipelajari.

Pada dasarnya, ketika dua orang sedang terlibat konflik, tidak ada pihak yang sungguh-sungguh bersalah dan tidak ada pihak yang sungguh-sungguh benar. Setiap orang memiliki sisi positif dan sisi negatif. Konflik terjadi ketika sisi negatif kedua orang ini bersinggungan.

Sebagai penutup artikel ini, bagi saya berada di tengah-tengah konflik bukan keadaan yang menyenangkan. Siapa yang setuju dengan pendapat saya? Setiap orang berhak memilih tindakan yang paling sesuai dengan dirinya. Namun, jika anda memilih sebagai pendamai (dan kemudian sukses), maka anda pantas untuk diacungi jempol sebagai pemimpin. Bagi anda yang memilih untuk mengambil risiko mendamaikan dua pihak yang terlibat konflik, menunjukkan bahwa anda adalah seorang yang berkepribadian matang, dewasa, mampu bersikap adil dan memiliki hati yang tulus.

By Amanda MH

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline