Lihat ke Halaman Asli

Sajak 'Para Pelangkah'

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PARA PELANGKAH

Ketika langkah menginjak meninggalkan tapak..


Dan seiring sayap burung terkepak..

Saat mentari memperlihatkan semburat garis cahaya panjang..

Dengan aroma nafas bumi yang luas..

Jejak para pelangkah jalan

Mencoba memahami teka-teki titik putih

Dalam lingkaran hitam kelam..

Bersama debu diantara angin yang berterbangan

Matahari menyengat jidat..

Takkan luluh lantak menembus api Sang penghangus..

Jiwa mengeluh tapi hati tetap teduh..

Kepala terbakar tapi kaki semakin mengakar..

Diatas bongkahan sekeras batu yang panjang

Dengan asap putih yang kejam, mengepul halus

Menyisakan penyakit-penyakit kematian..

Awan mendung yang sulit terbendung..

Berjuta tetes air mata turun dari langit

Membuyarkan panas

Memecah debu-debu kebinasaan..

Teka-teki titik putih

Lingkaran hitam kelam

Dan persimpangan jalan menyesatkan..

Senja-senja oranye kehidupan

Terpancar dilangit hitam kelam

Suara-suara panggilan menggelagarkan jiwa

Sahut menyahut tak pernah berbuntut

Malam kian kelam..

Semakin temaram..

Ketika Sang penyinar malam memancarkan cahaya

Dan saat nafas-nafas bumi semakin berhembus..

Para pelangkah..

Semakin resah....

Mohd Gilang Ramadhan al-Musyair

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline