Lihat ke Halaman Asli

Dilematis Vaksin Merah Putih

Diperbarui: 6 Juni 2024   19:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KKN. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hai kawan!, blog ini merupakan opini pribadi saya yang mana saya akan membuat statement dukungan saya tentang vaksin merah putih yang merupakan karya anak bangsa. Sebelum membahas apa itu vaksin merah putih hendaknya kita tahu terlebih dahulu apa itu vaksin. Vaksin adalah zat atau senyawa yang berfungsi untuk memberi kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit, yaaa..., setelah tau apa itu vaksin disini saya akan menginformasikan bahwa telah ada jenis-jenis vaksin yang telah tersertifikasi dan digunakan di Indonesia seperti sinovac, bio farma, novavax, AstraZeneca, Pfizer, moderna, dan sinopharm.

Nah.., sekarang kalian sudah tau mengenai vaksin covid yang banyak digunakan, yang menjadi pertanyaan adalah mengapa vaksin merah putih belum tersertifikasi dan belum digunakan?, apa efek samping vaksin merah putih lebih berbahaya?, semua akan dijelaskan di blog ini. Pertanyaan pertama, mengapa vaksin merah putih belum digunakan?, itu karena vaksin merah putih masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. "masih dalam tahap pertama dari tiga tahap, yaitu untuk melakukan research and development dan output-nya berupavaccine seeds(bibit vaksin)," kata Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Rabu (13/1/2021). Menurut informasi yang diterima budi bibit vaksin yang diterima akan diserahkan kepada PT Bio Farma pada kuartal I -2021, setelah diserahkan pun masih akan dilakukan serangkaian proses dan tiga tahap uji klinis. Budi menyebut bahwa seluruh proses ini akan berlangsung dan akan diperkirakan siap pada kuartal II-2022.

Untuk jwawaban pertanyaan kedua adalah mungkin kita belum tahu apa efek samping vaksin merah putih pada manusia karena sejauh ini pengujian vaksin masih dilakukan kepada hewan. Vaksin dikembangkan dengan platform sub unit protein rekombinan mamalia based dan yeast based mencapai kemajuan. Kemungkinan yang paling cepat vaksin merah putih yang tengah dikembangkan adalah dari lembaga Eijkman. Hal itu disampaikan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro dalam dialog "update KPCPEN: Prinsip Keamanan Vaksin COVID-19" di Gedung Graha BNPB, Selasa (27/10). Lalu timbul lagi pertanyaan apakah vaksin ini halal

 Bahwa hendaknya masyarakat ini mendukung adanya vaksin merah putih dikarenakan sudah seharusnya bagi kita sebagai rakyat mendukung produk nasional. tetapi bagaimana dengan pertanyaan "vaksin merah putih tidak ampuh dan efek samping yang mematikan" perlu diketahui bahwa uji klinis vaksin telah dilakukan oleh orang orang yang berkompeten di bidangnya apalagi uji klinis tersebut melalui tahap yang sangat dijaga betul kualitasnya. Untuk permasalahan ampuh atau tidaknya itu mungkin tidak hanya vaksin yang berperan tetapi juga kekebalan tubuh orang tersebut.

Vaksin merah putih ini juga menjadi tolak ukur betapa mampunya bangsa kita memproduksi vaksin berkualitas, justru yang menjadi pertanyaan adalah mengapa kita sebagai rakyat selalu merendahkan karya bangsa sendiri padahal jika dibandingkan dengan negara lain mungkin kita sama hanya stigma kita yang menjadi jurang pembeda. Jadi jika ada alasan yang menolak pemberian vaksin merah putih dapat dikatakan orang itu  kurang mengikuti perkembangan vaksin tersebut yang selalu ada disetiap berita baik di televisi maupun di platfom digital.

Sebagai bangsa indonesia kita harus setidaknya saling pengetian terhadap nasib sesama rakyat, yang mana ini merupakan pondasi utama dalam membangun bangsa kalau dalam hal "vaksin" saja kita berselisih maka apa yang akan terjadi jika ada sesuatu hal yang lebih membahayakan menimpa negeri kita tercinta ini. Alih- alih mencibir vaksin merah putih mengapa kita tidak mendukung secara moral maupun material. Orang -orang yang suka memprovokatori bahaya vaksin itu seperti orang kurang yang kerjaan, saya pun heran kok ada orang yang sengaja merusak citra bangsa sendiri dibanding berusaha untuk menaikkannya. Meski vaksin merah putih ini luput dari dukungan tapi tidak ada efek menurunkan semangat para peneliti untuk  mengembangkan vaksin hingga menjadi vaksin siap pakai, meski cacian tetap ditujukan untuk mereka mereka tidak peduli karena mereka membantu berjuang untuk memperbaiki nasib keluarga, saudara, teman, dan kerabatnya. Mungkin dari mereka hanya mendapat dukungan penuh dari Tuhan Yang Maha Esa, bagaimana tidak seolah membuat produk sendiri adalah suatu aib yang harus dihindari dan lebih memlilih untuk membeli barang impor. Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendukung program pengadaan vaksin ini. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan sejumlah rekomendasi kepada pemerintah dalam musyawarah kerja nasional ke-1. Salah satunya terkait riset vaksin Corona.

"Mendorong pemerintah untuk mendukung segala upaya riset yang dilakukan oleh anak-anak bangsa untuk menemukan vaksin yang tepat dan cocok untuk semua kategori umur serta terjangkau seperti yang dilakukan oleh peneliti vaksin Merah Putih dan vaksin Nusantara, tanpa ada perlakuan yang diskriminatif," demikian salah satu poin rekomendasi MUI, Kamis (26/8/2021).

Mukernas ke-1 itu diselenggarakan pada 25-26 Agustus 2021. Selain itu, MUI mendorong pemerintah melakukan penelitian secara serius terkait perkembangan virus Corona. (sumber detiknews). Jika para ulama sudah mendukung mengapa kita sebagai rakyat biasa hanya bisa merendahkan. Itulah opini saya mengenai dilematis caksin merah putih yang luput dari dukungan

Sumber:

  • MUI: Dukung Riset Vaksin Merah Putih dan Nusantara Tanpa Diskriminasi

Tersedia dalam: https://www.google.com/amp/s/news.detik.com/berita/d-5698036/mui-dukung-riset-vaksin-merah-putih-dan-nusantara-tanpa-diskriminasi/amp

  • Survei: 70 Persen Optimis Vaksin Merah Putih Atasi Pandemi

Tersedia dalam: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201016173740-20-559392/survei-70-persen-optimis-vaksin-merah-putih-atasi-pandemi

  •  Melecut Kibar Vaksin Merah Putih
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline