Lihat ke Halaman Asli

Singapura Di Mata Mahasiswa Indonesia

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_254355" align="alignleft" width="200" caption="After Orchards buku baru"][/caption]

Apa yang dipikirkan tentang Singapura? Tempat wisata belanja yang nyaman,hijau dan strategis. Dan hampir seluruh anak muda di indonesia ingin menginjakan kaki di tanah singa yang membutuhkan waktu satu jam dari Jakarta. Atau mungkin yang punya uang pas-pasan bisa lewat melalui Batam.

Tapi apa Singapura begitu mengoda dan benar-benaer gemerlap seperti dalam bayangan yang ada di famplet yang ditawarkan? Karna singapura bukan tiga hari dua malam. Tapi kali ini singapura dilakoni selama empat tahun

Jawabanya ada di buku After Orchad buku ketiga milik Margareta Astaman pelaku dan sekaligus penulis buku ini.

Membaca buku After Orchad seperti membuka peta sisi manusiawi yang diperlakukan seperti mesin.

Tinggal sebagai mahasiswa di sebuah universitas bergengsi di dalamnya selama empat tahun memberikan definisi lain atas Singapura bagi Margareta Astaman. Lewat kisah-kisah penuh humor dan ironi, ia menuturkan pengalamannya menjadi bagian dari sistem pendidikan Singapura, keseharian hidup dalam masyarakat, interaksi di dalamnya, serta pertentangan nilai yang dihadapi, sebuah pengalaman yang jauh dari impian promo wisata, hidup turis, dan Orchard Road. ( kutipan inibuku.com)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline