Lihat ke Halaman Asli

M Fuad Hasyim

Mahasiswa Ilmu Filsafat Universitas Indonesia

Apakah Mengatakan "Tuhan" Itu Benar?

Diperbarui: 3 Maret 2023   14:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tulisan ini hanya akan menjadi tempat diskusi dan opini singkat, bukan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan di dalam judul.

Asyhadu alla ilaha illaallah wa asyhadu anna muhammad ar rasulullah

Aku bersaksi bahwa TIDAK ADA Tuhan kecuali ALLAH dan Aku bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan ALLAH

Mengapa harus mengawali dengan kalimat syahadat? Karena yang akan kita diskusikan adalah kata ALLAH sebagai Tuhan.

Islam adalah monoteisme mutlak. Di mana puncak dari keimanan adalah yakin bahwa tidak ada Ilah lain selain Allah. Allah adalah satu-satunya dan akan tetap menjadi satu-satunya sesembahan yang harus dan patut disembah. Ajaran ini disebut sebagai ajaran tauhid atau peng-Esa-an. Konsekuensi dari prinsip tauhid adalah menolak secara penuh bahwa ada Ilah lain yang setara dengan Allah.

Di sisi lain, banyak agama yang juga memiliki sesembahan dengan beragam nama. Di Nasrani, mereka meyakini bahwa Yesus adalah Tuhan, Yahudi meyakini bahwa Yahweh adalah Tuhan, Hindu mengatakan bahwa Brahman adalah Tuhan semesta, Zoroaster mengaku bahwa Ahura Mazda adalah pencipta semesta, dan masih banyak sosok Tuhan lain dengan referensi yang berbeda dari agama dan kepercayaan yang berbeda.

Apa kesamaan dari semua agama di atas? 

Mereka menyebut semua sosok tertinggi, pencipta alam semesta, penguasa, dan pengatur alam dengan sebutan Tuhan. Kalau semuanya disebut sebagai Tuhan, dan kita sebagai muslim dan mukmin menyebut Tuhan, bukankah berarti kita mengakui bahwa ada Tuhan lain selain Allah?

Tuhan punya banyak manifestasi, memiliki banyak nama dan julukan serta karakter sesuai dengan kepercayaan dan pengalaman spiritual masing-masing orang. Tapi sifat Allah itu jelas berbeda dengan sifat Yesus, Allah pun berbeda dengan konsep Yahweh sebagai kepercayaan Yahudi. Lagi-lagi, Allah adalah UNIK, mukhalafatul lil hawaditsi, berbeda dengan apapun dan siapapun.

Tuhan digunakan sebagai konsep universal untuk menyebut atau mewakili dan menghormati kepercayaan pada agama lainnya. Namun, apakah kita sebagai seorang muslim yang beriman, yang diharuskan percaya bahwa Allah adalah Rabb dan Ilah satu-satunya, pantas ketika menyebut kata "Tuhan". Bukankah ketika menggunakan kata Tuhan berarti kita juga mengakui bahwa ada yang setara dengan Allah, ada yang sama dengan Allah, baik wujud ataupun sifatnya.

Kalau kita menggunakan kata Tuhan di tengah orang beragam agama, mungkin secara personal akan bertanya, TUHANNYA SIAPA? Atau TUHAN YANG MANA? TUHANKU ATAU TUHANMU ATAU TUHAN DIA?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline