Lihat ke Halaman Asli

Mochammad Firdaus Agung

Pembaca sederhana

Ramadhan Bukan Sekedar Ganti Baju

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bersama sujudku di tahajud
terdengar sahutan pengeras suara dari masjid
dihiasi teriakan membangunkan sahur
senyap terbenamkan lantunan bacaan Al-Quran

ketika masjidku terasa sempit
setiap kali shalat berjamaah ditegakkan
ketika adzan maghrib
terasa begitu khidmat dinantikan

saat berduyun-duyun jamaah ke masjid
bahkan sekedar mengikuti pengajian
ramadhan mengubah semuanya
menjadi indah seketika

salat tarawih belasan bahkan puluhan rakaat
menjadi terasa ringan bagi kami
ucapan istighfar dan dzikir
menjadi perkataan kesukaan kami

ketika acara televisi
berubah menjadi sarana dakwah
untuk sementara lagu cinta
digantikan dengan lagu religi

ketika busana muslim menjadi trend mode
saat perempuan lebih senang berkerudung
tanpa berkelit seperti biasanya
kini dengan kesadaran diri menutup aurat seluruhnya

ketika harga kebutuhan naik
namun pedagang dan pembeli masih bisa tersenyum
saat orang tua menjadi lebih bersemangat
mencukupi kebutuhan anaknya

kotak amal masjid menjadi benda yang dinantikan
untuk diisi dengan yang tak biasa
lebih banyak yang mengisinya
lebih banyak pula isinya

ketika tak ada yang mempermasalahkan
tentang aroma bau mulut
ketika semuanya rela mengikhlaskan
nyenyak tidurnya digantikan sahur

sayangnya ramadhan cuma sebulan
seusai ramadhan usai pula keindahan ini
bersama setan yang lepas dari belenggu
bagaikan neraka kembali menghiasi dunia

mengapa sabar selama ramadhan
tak dilakukan juga setiap bulan
mengapa hati yang dermawan
hanya menjelma di bulan ramadhan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline