Lihat ke Halaman Asli

Muhammad FaqihMursofa

Mahasiswa di D4 Rekayasa Perancangan Mekanik Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro

Sosialisasi Budidaya Ulat Maggot oleh Pejuang Muda Kutai Timur sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan

Diperbarui: 28 Oktober 2022   17:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengentasan dinamika kemiskinan di Kabupaten Kutai Timur tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga diperlukan dukungan dan komitmen dari berbagai pihak. Berbagai regulasi maupun program pengentasan kemiskinan telah dirancang untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya adalah program 50 juta/rt sebagai modal untuk meningkatkan pembangunan sumber daya manusia. Namun, fakta dilapangan menunjukan bahwa penanganan kemiskinan cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Upaya penanganan kemiskinan akan jauh lebih efektif bilamana program yang sudah tersusun dapat terlaksana secara sinergis dan konsisten. Salah satu solusi paling strategis untuk model regulasi peningkatan kesejahteraan yang meliputi program pemberdayaan masyarakat fakir miskin dirasa cukup ampuh untuk menekan angka kemiskinan yang ada.

Kegiatan sosialisasi dilakukan berkat kerjasama antara tim Pejuang Muda, Dinas Sosial, Dinas Pertanian dan Peternakan, dan Pihak Kecamatan Sangatta Selatan. Kegiatan yang dilakukan bertempat di Aula Kecamatan Sangatta Selatan. Sangatta Selatan dipilih karena menjadi salah satu kecamatan dengan angka kemiskinan yang naik drastis selama pandemi Covid-19.

whatsapp-image-2022-10-28-at-4-51-34-pm-635ba9b7c3bdbf574e5d8062.jpeg

Sosialisasi dilaksanakan di Balai Pertemuan Kantor Camat Sangatta Selatan pada hari Jum'at, 17 November 2021 dengan dihadiri oleh 25 orang peserta dan pemangku jabatan terkait dilingkungan pemerintah Kab. Kutai Timur. 

Program pemberdayaan fakir miskin dimulai dengan pemanfaatan sumber daya sekitar, seperti budidaya larva lalat black soldier fly. Budidaya larva lalat black soldier fly atau selanjutnya disebut maggot dapat menjadi program pemberdayaan fakir miskin berbasis social entrepreneur. Selanjutnya, kewirausahaan sosial melalui budidaya maggot berpotensi dilaksanakan secara berkelanjutan. Hal ini karena produksi sampah di kutai timur yang mencapai 70ton/perhari bisa menjadi bahan baku utama untuk terus melanjutkan budidaya maggot.Hasil budidaya maggot dapat meningkatkan kesejahteraan dari masyarakat fakir miskin karena produk budidaya mempunyai nilai jual yang cukup tinggi di pasaran kelompok peternak. Selain dari bibit maggot yang mudah didapat, proses perkembangbiakannya memerlukan waktu yang cukup singkat sehingga dalam satu minggu proses panen dapat dilakukan sebanyak 3 sampai 4 kali.

whatsapp-image-2022-10-28-at-4-51-34-pm-1-635ba9c808a8b52fca3b94f2.jpeg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline