Lihat ke Halaman Asli

Moral, Humor dan Meme Pornografi

Diperbarui: 6 Desember 2016   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Kehidupan manusia urban memang banyak tuntutan yang harus dipenuhi . Salah satunya kemajuan iptek yang luar biasa pesatnya . Tak ayal jika manusia sekarang lebih mementingkan materi daripada esensi . Didukung berkembangnya media dan gadget super canggih, orang semakin manja dan mengalami ketergantungan akut pada makhluk ini . Ribuan aplikasi dan sosial media menjadi salah satu penyebab utama degradasi intelektual dan paling penting adalah merosotnya moral . Yang akan saya titik beratkan kali ini adalah media sosial  (baca; medsos). 

Sudah menjadi kewajiban bagi manusia modern mempunyai berbagai media sosial mulai dari Facebook , Twitter , Instagram , Path , Whatsapp , Tumblr , Line dan masih banyak lagi . Selain sebagai sarana kirim kabar dan menyambung silaturahmi antar kerabat , teman , keluarga atau sekedar kenalan dimedsos tertentu , tentu juga sebagai sarana berbagi berita , ilmu pengetauhan , status galau , bahkan kumpulan berita hoax atau fitnah-fitnah murahan kepada seorang tokoh yang mempunyai pengaruh . Semuanya terangkum dalam kompleksitas medsos . Terutama FB , Twitter dan Instagram yang sangat viral bahkan sampai mancanegara . 

Saya pernah dicurhatin seorang teman yang resah dengan semakin maraknya fitnah dan berita hoax bertebaran di FB . Satu lagi yang membuatnya resah adalah beredarnya meme-meme yang bernuansa pornografi . Tak jarang juga , baik gambar atau video porno dan semi porno yang disebarkan oleh akun-akun yang tidak bertanggung jawab . Bagiku diantara semua itu yang sangat miris yaitu meme-meme , gambar atau video pendek yang sebenarnya berfungsi sebagai suatu hiburan , humor dan lelucon dibungkus semenarik mungkin dengan hal-hal yang berbau pornografi , merangsang serta penuh birahi . Maaf terlalu berlebihan , tapi itulah kenyataan pahit yang harus kita telan mentah-mentah .

Waktu zaman saya masih anak-anak , kuingat betul mainan-mainan yang membuat hati ini bahagia . Mulai dari layang-layang , kelereng , gasing , petak-umpet dan canda tawa tulus bersama teman-teman yang takkan pernah tergantikan . Bermain disawah mengejar layang-layang putus sampai cari ikan disungai pulang-pulang dicari ibu dengan tangan kanan membawa sapu , minimal patah adalah hadiah terindah dari rasa kekhawatiran seorang ibu . Tapi sekarang pemandangan itu pun semakin langkah , berimbas pada generasi nunduk dengan berbagai gadget mewah menempel ditangan tanpa bimbingan orang tua . Semua hal indah masa anak-anak dapat diakses lewat youtube atau mbah Google , sungguh miris !  

Akhir-akhir ini negeriku tercinta sedang diramaikan dengan demo besar-besaran tentang bela agama atas penistaan yang dilakukan oleh Bapak Ahok . Pas bertepatan dengan berlangsungnya pilkada guna memilih seorang gubernur bagi ibukota Jakarta . Dengan akhir manis , yang menjadikan Ahok sebagai tersangka atas penistaan yang telah dilakukannya . Memang ketika sesuatu dibungkus dengan agama atau isu SARA pasti akan laku keras . Mau tidak mau terjadi pada kasus diatas , ketika politik dibalut dengan agama . Yah begitulah hasilnya , dagangan yang ludes dengan laba besar dan pasti akan dinikmati mereka- mereka yang berkepentingan . Herannya , akan ada demo susulan sebagi lanjutan dari aksi tulus masyarakat muslim yang tersinggung karena sebagian dari agamanya dinistakan , menjadi sebuah aksi masa yang -mungkin murni - ditunggangi politik . Entahlah !

Tak jauh dari kasus diatas , ketika suatu produk dagangan dikemas dengan kemasan yang indah lagi menarik dilihat dan membuat setiap pasang mata tertarik untuk membelinya , pasti akan laris manis bahkan ludes . begitu juga dengan meme-meme dan gambar-gambar yang berserakan di FB dan Instagram yang mengandung unsur pornografi dan tidak layak untuk dibaca dan dilihat bagi anak-anak dibawah umur . Benang merah disini adalah ketika humor , lelucon dibalut dengan perkara yang mengandung unsur dewasa dan pornografi .

Sebagai contoh gambar cewek seksi dengan hanya memakai kutang dan celana dalam dengan gaya nakal ditambah tulisan yang mengundang seseorang berpikir kotor . Oke , jikalau pengguna medsos semua adalah orang dewasa yang dapat memahami dan berpikir bahwa ini hanyalah sebuah guyonan , kenyataanya tak terbatas orang dewasa saja bahkan tidak ada batas usia dalam pembuatan akun instagram yang dapat mengaskses segala macam tampilan mulai dari gambar , foto , meme nakal , video pendek semua dapat diakses oleh bocah ingusan yang baru mengenal dunia maya . 

Dan parahnya , perkara ini sudah dianggap sebagai hal yang biasa , lumrah atau tidak ada efeknya karena ini hanya sebatas humor . Ya sekali humor , adalah suatu kebutuhan bagi manusia . Tapi apakah humor harus dicampur dengan hal-hal yang berbau porno ? Apakah pornografi sudah menjadi pola pikir baru dikalangan masyarakat modern atau anak muda kekinian untuk mendapatkan sebuah hiburan ?. Apakah anak-anak generasi bangsa harus menikmati masa kecil mereka dengan hal-hal yang akan berakibat terjadinya pornoaksi dikalangan muda ? Apakah sudah tidak ada hiburan lain selain meme-meme yang akan membuat adik kecil tegang ? Dimana para pendemo yang menuntut ketika agama mereka dinistakan , sehingga diam dan tak pernah berpikir ketika moral anak-anak mereka dirusak oleh bebasnya akses medsos ini ? Kenapa harus sebegitu licik ketika seharusnya lelucon untuk menghibur , menjadi sebuah doktrin kedewasaan dini bagi anak-anak ? 

Sayup-sayup saya teringat lagu seniman legendaris Indonesia dengan petikan akustik meneduhkan penuh semangat dan sindiran keras kepada pemerintah . Entah karena muak atau murni sindiran dan kritikan membangun untuk pemerintah dan para wakil rakyat . Lagu itu berjudul Manusia Setengah Dewa dengan reff berapi-api : 

Masalah moral masalah akhlak
Biar kami cari sendiri
Urus saja moral mu urus saja akhlakmu
Peraturan yang sehat yang kami mau

Sekali lagi moral , lewat lagu ini mengingatkan kita kembali bahwa kitalah yang akan membangun moral kita . Entah itu baik ataupun rusak akan menjadi buah yang akan kita petik dihari esok . Bagi yang percaya pada hari akhir dan hari pembalasan mereka yakin bahwa moral pasti akan dipertanggung-jawabkan dihadapan Tuhan . Lewat moral kita akan tahu mana perkara yang baik dan buruk . Kita akan dihormati ketika kita menghormati orang lain . Begitu pun ketika moral kita rusak , bagaimana kita akan dihormati oran lain ? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline