TRANSFORMASI BUDAYA BERKERETA API MENGARAH PADA PELAYANAN YANG LEBIH BERORIEENTASI PADA PELANGGAN, HAL INI DIPICU ATAS PERUBAHAN PERILAKU PENUMPANG DAN MOBILITAS BARANG
Pada tahun 2035, kita semua mendapat manfaat dari upaya peningkatan efisiensi dan inklusivitas sistem transportasi dalam peningkatan kesetaraan dan aksesibilitas, mengurangi resiko kecelakaan di jalan serta mengurangi kontribusi polusi udara. Pandangan ini senada dengan misi dunia ihwal pengurangan emisi global.
Dalam pemulihan pasca pandemi, wajah dunia tidak lagi sama, operator kereta api beradaptasi dengan perilaku perjalanan yang baru, dan menjadi semakin menyadari akan kebijakan berbasis kebutuhan pelanggan. Dalam bentuk yang bagaimana sebuah stasiun merubah wajahnya di masaa depan?
Stasiun adalah ruang yang nyaman dan menyenangkan bagi penumpang untuk tinggal, dengan ruang modern yang dilengkapi dengan fasilitas pengisian daya (untuk benda berbasis listrik). Lingkungannya pun dikelola dengan metode yang berwawasan lingkungan, dan internet of things. Retail di stasiun meninggalkan kemasan plastik sekali pakai dan peralatan makan sebab terdapat titik daur ulang yang mudah digunakan, ditambah tempat penyimpanan botol bekas yang mampu memberikan kredit karbon kepada penumpang yang dapat digunakan/ditukar untuk membeli makanan dan minuman di stasiun dan di kereta.
Aplikasi mobile dan tiket elektronik memberi tahu mereka berapa banyak emisi gas rumah kaca yang dihasilkan selama perjalanan, dan mereka dapat menggunakan informasi ini untuk membuat pilihan moda selanjutnya yang tepat.
Mereka yang pergi bekerja hanya dua atau tiga hari seminggu dapat membeli tiket bundel yang fleksibel dan bepergian pada waktu yang paling sesuai untuk mereka. Pengguna dapat memprediksi layanan dan gerbong mana yang akan sibuk, untuk dapat menghindarinya. Ada lebih banyak layanan untuk dipilih karena sistem persinyalan dan telekomunikasi perkeretaapian memungkinkan frequensi kereta lebih banyak.
Menjadi lebih sadar akan jejak karbon individu, banyak penumpang yang bepergian pada tahun 2037 pergi berlibur dengan kereta api, dengan keluarga dan backpacker sama-sama bersemangat menggunakan layanan kereta malam dan jalur antar kota berkecepatan tinggi. Transportasi kereta api jauh lebih populer bagi mereka yang bepergian ke acara-acara besar, termasuk event olahraga, tanpa mengganggu perjalanan komuter sehari-hari.
Karena desain yang inklusif dan universal dipertimbangkan lebih luas dalam semua aspek operasi perkeretaapian, lebih banyak orang yang percaya diri dan mampu melakukan perjalanan dengan kereta api, dan dalam banyak kasus, dapat mengakses kereta secara mandiri tanpa perlu memesan bantuan terlebih dahulu.
Stasiun lebih mudah dinavigasi untuk semua orang. Peningkatan ruang aman bagi perempuan yang menggunakan transportasi umum. Semua penumpang merasa lebih aman dan terlindungi. Tindakan ini didukung melalui tenaga kerja sektor transportasi yang lebih seimbang mengenai gender.
Perjalanan kereta api dan logistik sedang dirancang untuk mengatasi perubahan iklim: infrastruktur perkeretaapian dan rollingstock lebih tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem dan bentuk gangguan lainnya, termasuk pandemi atau perubahan teknologi. Infrastruktur dan sarana kereta api yang baru dan diperbarui dan disesuaikan dengan perubahan iklim.
Teknologi prediksi pemeliharaan kereta api memungkinkan ketahanan operasional yang lebih baik, sistem peringatan cuaca ekstrem dan rencana kontinjensi pun semakin memadai, dan langkah-langkah mitigasi dirancang untuk mempercepat pemulihan infrastruktur dan rolling stock pasca gangguan. Melakukan kolaborasi, dengan semua mode dan sektor energi untuk berkoordinasi lebih baik dalam manajemen krisis. Operator transportasi sekarang berbagi informasi, pengetahuan, dan data pada saat terjadi gangguan.