Lihat ke Halaman Asli

M fajar Priyatna

penulis artikel,penulis cerpen

Bunga di Padang Gurun

Diperbarui: 6 Desember 2024   09:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aisha kecil, berambut hitam legam dan mata sebening air sumur tua, tinggal di desa terpencil di tengah padang pasir. Sekolah terdekat berjarak tiga hari perjalanan unta, sebuah jarak yang mustahil bagi keluarganya yang miskin. Ayahnya, seorang petani yang gigih, hanya mampu memberikan sedikit makanan dan pakaian. Pendidikan, bagi Aisha, hanyalah mimpi.

 

Namun, Aisha punya tekad yang membara. Setiap malam, di bawah cahaya bintang yang bertaburan di langit gelap, ia belajar membaca dan menulis dari buku-buku usang milik kakeknya. Huruf-huruf Arab itu ia ikuti dengan jari-jari lentiknya, membayangkan dunia di luar padang pasir yang gersang. Ia membaca kisah-kisah para pahlawan, para ilmuwan, dan para penjelajah, membangkitkan semangatnya untuk belajar lebih banyak.

 

Suatu hari, seorang guru keliling bernama Bu Hamidah datang ke desa mereka. Bu Hamidah, dengan semangatnya yang tak kenal lelah, membuka kelas kecil di bawah naungan pohon kurma tua. Aisha, dengan mata berbinar, langsung mendaftar. Ia belajar dengan rajin, menyerap setiap kata yang diajarkan Bu Hamidah. Ia tak pernah mengeluh, meskipun harus berjalan jauh untuk mengumpulkan kayu bakar untuk menghangatkan kelas mereka di malam yang dingin.

 

Ketekunan Aisha membuahkan hasil. Ia belajar dengan cepat, melampaui teman-temannya yang lain. Ia memiliki daya ingat yang kuat dan rasa ingin tahu yang tak pernah padam. Bu Hamidah melihat potensi besar dalam diri Aisha dan mendorongnya untuk terus belajar. Ia bahkan meminjamkan buku-buku yang lebih lengkap dari perpustakaannya sendiri.

 

Bertahun-tahun berlalu. Aisha tumbuh menjadi gadis yang cerdas dan bijaksana. Ia berhasil menyelesaikan pendidikannya di kota, berkat bantuan Bu Hamidah dan beasiswa yang ia dapatkan. Ia menjadi guru, kembali ke desanya, dan membangun sekolah yang lebih baik. Sekolah yang akan memberikan kesempatan bagi anak-anak lain di padang pasir untuk meraih mimpi mereka, seperti yang pernah ia impikan.

 

Kisah Aisha menjadi legenda di desa mereka. Ia menjadi bukti bahwa pendidikan dapat mengubah hidup, bahkan di tengah padang pasir yang gersang. Bunga-bunga pengetahuan yang ia tabur, tumbuh subur dan mekar indah, mengubah padang pasir menjadi taman yang penuh harapan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline