Lihat ke Halaman Asli

MUHAMAD FAISAL

XII MIPA 5

Pentingnya Ilmu dalam Hal apapun

Diperbarui: 12 Mei 2022   21:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

KI HAJAR DEWANTARA
Ki Hajar Dewantara lahir pada 2 Mei 1889 dengan nama Raden mas Soewardi soerjaningrat.ki hajar Dewantara lahir di kalangan bangsawan ia bersekolah di STOVIA atau di sekolah dokter BATAVIA ia tidak menamatkan pendidikan nya dikarekan ia sakit sakitan.ki hajar Dewantara setelah itu bekerjadi jurnalis surat kabar di utusan India dan Kaoem moeda.
Ki Hajar Dewantara sangat berani menentang pemerintah Hindia Belanda. Selain menulis ia juga aktif di organisasi pada tahun 1912 beliau bersama Douwes Dekker dan Cipto Mangun Kusumo ia mendirikan partai politik si hindia Belanda yang bertujuan untuk kemerdekaan bangsa indonesa.
"hei Douwes, Cipto Mangunkusumo bagaimana kalau kita dirikan partai di Hindia Belanda agar kita dapat mendirikan kemerdekaan pada bangsa kita ini atau bangsa Indonesia ini". Ujar Ki Hajar Dewantara
"Ayo kita kita setuju tuh atas pendapat untuk membuat partai agar mempermudah perjuangan kita untuk kemerdekaan Indonesia"ucap Douwes Dekker dan Cipto Mangunkusumo
 Kritknya pada kolonial yang berjudul "seandainya aku seorang Belanda "
"Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo bagaimana kita buat kritikan terhadap kolonial Belanda"ucap Ki Hajar Dewantara
"Saya setuju tapi apa ya yang tepat untuk kritakan tersebut"ucal Douwes Dekker
"Bagaimana kalau judul kritikannya seandainya aku seorang Belanda"ucap Cipto Mangunkusumo
"Nah setuju tuh"ucap Ki Hajar Dewantara dan Douwes Dekker
maka dari itu beliau bersama Douwes Dekker dan Cipto Mangunkusumo di asingkan ke Belanda pada 1913.
Ki Hajar Dewantara berbicara dalam hatinya "daripada saya diasingkan di sini sia sia mending saya manfaat kan dengan cara memperdalam ilmu saya agar nanti saya dapat memberikan ilmu ke yang lainnya dan juga nantinya dapat mempermudah jalan kemerdekaan Indonesia"
Ki Hajar Dewantara memanfaatkan masa pengasingan tersebut untuk mendalami dunia pendidikan dan pengajaran karena ia bercita cita memajukan bangsa Indonesia agar berkembang.
Ki Hajar Dewantara kembali ke Indonesia pada 1919 3 tahun berselang pada 3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara mendirikan sekolah "Taman siswa di Yogyakarta".
Sekolah ini bertujuan  memberikan kesempatan dan hak pendidikan yang sama kepada para rakyat Indonesia.
Pada saat kemerdekaan Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi menteri pendidikan si Indonesa
Ki Hajar Dewantara wafat pada 26 April 1959 di jakarta dan pada tanggal 2 Mei yaitu hari kelahiran nya di tetap sebagai hari pendidikan Nasional.ki hajar Dewantara menciptakan tiga semboyan yaitu 1.ING NGARSA TUDHA (didepan memberi contoh) 2. ING MADYA MANGUN KARSA( Ditengah memberi semangat) 3. TUT WURI HANDAYANI (Dan di belakang memberi dorongan). Ketiga semboyan tersebut menjadi semboyan pendidikan di indonesia dan Tut Wuri Handayani menjadi logo pendidikan yang digunakan menjadi bagian pendidikan dan kebudayaan.KI HAJAR DEWANTARA

Ki Hajar Dewantara lahir pada 2 Mei 1889 dengan nama Raden mas Soewardi soerjaningrat.ki hajar Dewantara lahir di kalangan bangsawan ia bersekolah di STOVIA atau di sekolah dokter BATAVIA ia tidak menamatkan pendidikan nya dikarekan ia sakit sakitan.ki hajar Dewantara setelah itu bekerjadi jurnalis surat kabar di utusan India dan Kaoem moeda.

Ki Hajar Dewantara sangat berani menentang pemerintah Hindia Belanda. Selain menulis ia juga aktif di organisasi pada tahun 1912 beliau bersama Douwes Dekker dan Cipto Mangun Kusumo ia mendirikan partai politik si hindia Belanda yang bertujuan untuk kemerdekaan bangsa indonesa.

"hei Douwes, Cipto Mangunkusumo bagaimana kalau kita dirikan partai di Hindia Belanda agar kita dapat mendirikan kemerdekaan pada bangsa kita ini atau bangsa Indonesia ini". Ujar Ki Hajar Dewantara 

"Ayo kita kita setuju tuh atas pendapat untuk membuat partai agar mempermudah perjuangan kita untuk kemerdekaan Indonesia"ucap Douwes Dekker dan Cipto Mangunkusumo

 Kritknya pada kolonial yang berjudul "seandainya aku seorang Belanda " 

"Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo bagaimana kita buat kritikan terhadap kolonial Belanda"ucap Ki Hajar Dewantara

"Saya setuju tapi apa ya yang tepat untuk kritakan tersebut"ucal Douwes Dekker

"Bagaimana kalau judul kritikannya seandainya aku seorang Belanda"ucap Cipto Mangunkusumo

"Nah setuju tuh"ucap Ki Hajar Dewantara dan Douwes Dekker

maka dari itu beliau bersama Douwes Dekker dan Cipto Mangunkusumo di asingkan ke Belanda pada 1913.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline