Lihat ke Halaman Asli

Muhamad FahrurRadzi

MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO

PT POS, Pernah Jaya di Masa Muda!

Diperbarui: 18 November 2019   17:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : https://tirto.id/eeXT

Aku tukang pos rajin sekali... Surat kubawa naik sepeda... siapa saja aku layani... tidak kupilih... miskin dan kaya... Kring ... kring ... pos!, Begitulah lirik  lagu yang sering dinyanyikan kita sewaktu kecil.

Dewasa ini, jasa pengiriman barang sangat membeludak layaknya kapas yang berterbangan, banyak sekali jenis dan rupa nama dengan fungsi jasa yang sama yaitu pengiriman barang. ada yang pengirimanya 1 hari, 2 hari, 3 hari bahkan berminggu- minggu. Namun dengan kehadiran beberapa aplikasi jasa pengantar driver online, pengiriman barang pun semakin mudah dan cepat. Untuk satu kota/kabupaten hanya memerlukan waktu 3-6 jam aja! Tidak sampai 1 hari.

Namun dari sekian banyak nama atau brand jasa pengiriman barang, ternyata ada satu nama yang paling familiar ditelinga masyarakat Indonesia?, apalagi kalo bukan POS! ya benar sekali, POS atau Kantor POS adalah salah satu nama jasa pengiriman barang yang memiliki sejarah panjang di negeri ini. Bagaimana tidak, kini kantor POS sudah banyak layanan seperti pengiriman domestik ataupun mancanegara. Layanan lama POS seperti pengiriman uang masih tetap dipertahankan.

Mari kita lihat perjalanan Kantor POS dari awal mula ada sampai menjadi salah satu perusahaan BUMN ternama di Indonesia.  Menurut beberapa sumber, Sejarah PT Pos Indonesia sudah jauh dimulai sejak zaman Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) berkuasa di Hindia atau Indonesia, tepatnya pada 1746. Institusi negara yang membawahi pos kemudian berkembang mengikuti zaman kolonial.

Dok. Tirto.id

Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron van Imhoff (1743-1750) yang pertama kali menginisiasi berdirinya kantor pos pertama di Hindia Belanda (Indonesia). Pada 26 Agustus 1746, didirikan kantor pos di Batavia (Jakarta). Menurut The Archives of the Dutch East India Company (VOC) and the Local Institutions in Batavia (2007) karya Louisa Balk dan kawan-kawan, van Imhoff mencari jalan keluar dengan membentuk badan-badan untuk memperlancar pelayaran bebas. Dengan cara membuat POS dimasa itu. 

Dimana setelah kantor pos didirikan di Batavia, beberapa kantor pun didirikan pula dikota Semarang, Karawang, Cirebon, dan Pekalongan karena sesuai rute Batavia -- Semarang.

Perkembangan POS tak hanya sampai disitu, setelah ditemukannya kapal uap dan pesawat. Pengiriman POS menjadi lebih efektif seperti pengriman surat via POS udara.

Nama POS pada kala itu adalah Jawatan POS dan Telegraf (Posts Telegraafend Telefoon Dienst), seiring berkembangnya telepon namanya pun berubah menjadi Jawatan POS, Telegraf dan Telepon (Posts Telegraafend Telefoon Dienst).

Penguasaan Belanda atas telekomunikasi di Indonesia berakhir pada 1942 atau setelah kalah dari Jepang dalam Perang Dunia Kedua. Wilayah Indonesia pun diduduki pemerintah militer Dai Nippon sejak saat itu.

Semasa jepang memerintah di Indonesia menurut Kronik Revolusi Indonesia: 1948 (1999) : semua pegawai PTT Belanda ditangkapi. Semua pekerjaan diserahkan kepada bangsa Indonesia, dari bawah sampai pimpinan. Pada zaman ini juga struktur organisasinya mengikuti pemerintah militer Jepang sehingga terdapat Jawatan PTT Sumatera, Jawatan PTT Jawa, serta Jawatan PTT Indonesia Timur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline