Lihat ke Halaman Asli

Ibu Cerdas Jaga Kehamilan

Diperbarui: 22 November 2015   12:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendapatkan kesempatan menjadi asisten untuk mengikuti guru saya (Dr. dr. Dwiana Ocvyanti SpOG (K)) dalam sebuah acara seminar untuk Bidan Indonesia sebagai pembicara merupakan pengalaman yang berharga, banyak cerita dari mereka beserta pengalaman berupa pertanyaan atau pun kasus yang sering ditemukan dalam praktek sehari-hari. Peran bidan sebagai lini terdepan dalam melayani asuhan selama kehamilan dan pertolongan persalinan tanpa resiko tinggi di desa/kota dimanapun merupakan hal yang penting. Oleh karena itu dokter Spesialis Obsgyn (Kandungan) dan bidan harus memiliki suatu kerja sama yang saling berkesinambungan demi menurunkan angka kematian Ibu selama masa kehamilan dan melahirkan. Berkesinambungan berarti bidan diharuskan untuk merujuk kasus-kasus pada Ibu hamil jika selama kehamilan memiliki resiko tinggi, contoh tersering yang ditemukan adalah anemia, pre-eklampsia dan perdarahan.

Sebenarnya tren angka Kematian di Indonesia sendiri saat ini sudah cendrung turun (226 /100 ribu kelahiran hidup) dibanding tahun-tahun sebelumnya, akan tetapi angka ini masih termasuk yang tertinggi jika dibandingkan negara Asia lainnya. Ya bisa saja faktor-faktor yang mempengaruhi seperti padatnya jumlah penduduk di negara kita dan banyaknya penyakit-penyakit kronik (penyakit lama) yang tidak terdeteksi selama kehamilan. Kesadaran masyarakat kita yang masih kurang dalam melakukan screening pra nikah/ minimal pemeriksaan satu kali ke dokter umum untuk mengetahui penyakit-penyakit yang dimiliki merupakan suatu preventif untuk terhindarnya suatu infeksi dalam tubuh. Screening pra nikah tidak lah selalu melakukan pemeriksaan yang mahal, seperti TORCH dll, ternyata dari kementrian kesehatan (KemKes) mewajibkan cukup minimal satu kali mengunjungi pelayanan primer (dokter umum) baik di klinik/puskesmas sebelum berencana untuk hamil dan tentu biaya yang dikeluarkan juga terjangkau atau bahkan gratis di era JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) ini.

Sekitar duatahun lalu ketika saya bertugas di Lombok Barat banyak kasus anemia (kekurangan Hb/ikatan oksigen dalam darah) yang saya temukan. Ibu-ibu usia muda dengan berat badan kurang, atau berat badan berlebih yang ternyata juga kekurangan Hb dalam darah juga sering ditemukan. Hal ini tentu dikarenakan jeleknya asupan gizi yang dimiliki si Ibu, serta penyakit kronik seperti TBC, hepatitis, HIV/AIDS dan penyakit jantung yang tidak terdeteksi sebelum perencanaan kehamilan. Berbeda di luar negeri, seperti Kanada/ wilayah Eropa lainnya untuk dapat hamil mereka harus benar-benar dipastikan sehat terlebih dahulu oleh family physician nya, jika bebas dari suatu penyakit infeksi kronik barulah mereka dapat untuk melakukan perencaan kehamilan.

Lalu, bagaimana disini peran bidan? Bidan dibanyak daerah yang merupakan lini terdepan dalam pemeriksaan Ibu hamil berusaha untuk memberikan edukasi gizi dan tanda bahaya melalui flipchart yang wajib disediakan baik di klinik bersalin pribadi atau di posyandu/puskesmas, memeriksa keluhan umum dan tanda vital seperti tekanan darah, denyut nadi, pernapasan dan suhu tubuh, serta menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) dan darah lengkap (DL) untuk mengetahui tanda infeksi pada Ibu hamil.


                                                                                       

Saat inipun kementrian kesehatan (KemKes) telah melakukan pembinaan untuk menjamin kesinambungan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak dimanapun berada. Oleh karena itu kemkes mengeluarkan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang mana merupakan buku wajib setiap ibu jika ingin merencanakan kehamilan. Buku ini bisa didapat gratis di posyandu/puskesmas setempat. Buku KIA sangat bermanfaat sebagai pencatatan, pemantauan dan penanganan kesehatan Ibu dan Anak, serta merupakan informasi penting bagi dokter spesialis obsgyn untuk mendapatkan riwayat data yang akurat ketika akan dirujuk.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline