Di tengah maraknya tantangan yang dihadapi peternak kambing di Desa Slumbung, sekelompok mahasiswa Universitas Brawijaya hadir membawa inovasi melalui sistem akad mudharabah, membuka jalan bagi kesejahteraan yang lebih baik. Praktik kerjasama sebelumnya dilakukan secara informal dengan kesepakatan lisan, kini mendapatkan sentuhan baru yang lebih profesional dan transparan. Tim PKM berharap pendekatan baru ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan antara peternak dan pemilik modal, tetapi juga membuka akses lebih luas terhadap sumber pendanaan.
Praktik kerjasama dalam peternakan kambing di Desa Slumbung selama ini dilakukan secara informal dengan kesepakatan lisan. Umumnya, sistem bagi hasil yang diterapkan adalah 60% untuk pengelola dan 40% untuk pemilik modal. Namun, tanpa perjanjian tertulis yang jelas, sering muncul potensi konflik dan ketidakpastian hukum.
Tim PKM yang terdiri dari mahasiswa Departemen Akuntansi FEB UB yang diketuai oleh Primus Arvel Priandika, Rafi Humaidi Bahtiar, Kayla Sevina Azzahra Nasution, Novika Arindah Putri, Muhammad Fadhlurrahman Abdul Aziz, serta dibimbing oleh Dr. Hendi Subandi, S.E., M.A. yang telah menyelenggarakan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Slumbung, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar selama 7 hari.
Tim PKM memberikan sosialisasi dan pendampingan kepada peternak di Desa Slumbung. Terdapat 17 warga yang hadir dalam sosialisasi ini. Selama kegiatan, tim memberikan penjelasan mengenai konsep akad mudharabah, keuntungan dan tantangan yang mungkin dihadapi, serta cara penyusunan perjanjian tertulis yang adil dan jelas. Warga Desa Slumbung menyambut dengan hangat serta mengikuti dan menyimak pelatihan akad mudharabah dengan baik. Mereka sangat bersemangat untuk belajar terkait akad mudharabah dan aktif dalam berdiskusi.
"Satu harapan dari kami semoga kerjasama ini tidak hanya kambing saja, tetapi juga berlangsung atau berlanjut di kerja sama yang lain baik secara pendampingan ataupun kerja sama lain yang bisa mengembangkan atau membantu warga di sini, pada dasarnya warga disini juga masih sangat membutuhkan pengetahuan terkait dengan hal-hal yang sudah dipelajari atau ilmu dari akademis karena terus terang saja secara SDM di sini masih di bawah rata-rata, dan juga harapannya sosialisasi terkait dengan mudharabah ini juga bermanfaat bagi warga di sini." ujar Bapak Ritno selaku perwakilan Bapak RT di Desa Slumbung pada sesi sambutan Ketua RT.
Hasilnya, sebagian besar peserta tertarik menerapkan akad ini karena menyadari pentingnya perjanjian tertulis yang adil. Meskipun antusiasme tinggi, beberapa tantangan perlu diatasi, seperti kurangnya pemahaman teknis mengenai penyusunan akad mudharabah. Masyarakat juga butuh waktu untuk beradaptasi dengan perjanjian tertulis. Oleh karena itu, diperlukan pendampingan lebih lanjut untuk memastikan pelaksanaan yang efektif.
"Kami sangat tersentuh melihat antusiasme warga dalam mengikuti sosialisasi serta pelatihan ini. Kami percaya bahwa dengan penerapan akad mudharabah, masyarakat Desa Slumbung akan mampu memanfaatkan peluang yang lebih besar dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Ini adalah langkah awal dari perubahan besar yang kami harapkan." ujar Primus Arvel selaku ketua kelompok
Hendi Subandi, selaku Dosen Pembimbing dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada warga desa yang telah menjaga mahasiswa mereka selama beberapa hari. "Kami mengucapkan banyak terima kasih atas penerimaan warga desa yang begitu lapang dada dan lapang hati. Kami berharap ini bukanlah kali terakhir, karena sudah ada rencana-rencana lanjutan yang akan segera kami tindak lanjuti demi kebaikan bersama. Sekali lagi, terima kasih kepada bapak ibu semua. Semoga silaturahmi ini terus berjalan dan berlanjut," ujar beliau.
Dengan adanya pelatihan akad mudharabah ini, diharapkan kepercayaan antara peternak dan pemilik modal meningkat. Selain itu, sistem ini dapat meminimalisir konflik terkait pembagian keuntungan. Kesuksesan program ini menunjukkan bahwa tujuan PKM untuk memberikan pemahaman baru dan pelatihan telah tercapai, membuka peluang pengembangan usaha yang lebih luas bagi peternak di Desa Slumbung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H