Lihat ke Halaman Asli

Cara menyindir gaya Kahlil Gibran.. :-)

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

When revealing the TRUTH is Painfull, when LIES is more Beautiful and when SINCERITY is only an accesories of the day.

For a moments SHE became DEARER than a FRIEND, CLOSER than a SISTER, and more BELOVED than A SWEET HEART. SHE became My Supreme Thought, a Wonderfull Hope, and an over powering emotions which living in my spirit..

SHE was BEAUTIFUL in her IGNORANCE, VIRTUOUS in her SIMPLICITY and STRONG in her WEAKNESS.

The Darkness will hide the Tree and the Flower from our eyes, but it will never hide LOVE from our Heart.

...for Seven Month in my life, I saw the ANGEL of HEAVEN looking at Me through the EYES of A Beautiful Young Woman I called SISTER....

The APPEARANCE of the Things CHANGES according to Our EMOTIONS. When we in LOVE, THINGS look so BEAUTIFUL and INTERESTING. But When We in DISLIKE, THINGS looks so ANNOYING and COMPLICATING. And BETWEEN LOVE and DISLIKE there is a Big TRANSPARANT GIANT Plastic Bag She Called "DEAR.."==> That's Me!

(” ketika kebenaran sangat menyakitkan, dusta terlihat begitu indah dan ketulusan hanya di jadikan sebuah Hiasan.
Untuk sesaat Dia disayangi lebih dari seorang sahabat, akrab melebihi saudara, dikasihi melebihi seorang kekasih
Dia begitu cantik dalam ketidak perduliannya,berbudi luhur dalam KESEDERHANAAN dan KUAT meski terlihat lemah…
Kegelapan akan menyembunyikan pepohonan dan Bunga dari mata kita, tapi tidak akan sanggup menyembunyikan CINTA dari Hati kita.
Selama tujuh bulan aku melihat Bidadari melalui tatapan dan kasih sayang seorang wanita cantik yang ku panggil kakak…
NAmun terkadang penilaian kita terhadap seseorang tergantung dari emosi jiwa. Di sayang kalau cinta, dan di benci kala sakit hati. Saat hati sedang menyinta.. segalanya begitu indah dan penuh pesona, tapi kala sedang resah… segalanya terasa hampa dan tak berguna…
dan dalam perasaannya yg tidak menentu itu ada sebuah “plastik besar dan transparan” … yang di panggilnya “dear”… itulah diriku. krn terlalu terbuka dan berterus terang..)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline