Lihat ke Halaman Asli

Selidiki Hatimu

Diperbarui: 5 September 2016   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Selidiki Hatimu

Beranjak dari sebuah visi maka tujuan akhir akan tercapai. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Visi memiliki arti pandangan/wawasan ke depan, kemampuan melihat pada inti persoalan kemampuan untuk merasakan sesuatu yang tidak tampak pada kehalusan jiwa dan ketajaman penglihatan.

Tanpa Visi tujuan organisasi ibarat sebuah kapal tanpa nahkoda yang mampu melihat arah tujuan yang jelas. Dan dalam pencapaian visi tidak lepas dari pengerjaan misi yang dilakukan. Pengerjaan misi saling berintegrasi berjalan dan diusahakan agar visi tercapai, tidak satu bagian saja melainkan semua bagian termasuk sumber daya manusia juga berperan dalam kesinergisan pengerjaan misi.

             Presiden Joko Widodo yang dikenal akrab dengan Pak Jokowi pernah mengucapkan sebuah visi untuk Indonesia dalam kampanye sebelum pilpres “Revolusi Mental”. Revolusi mental sebuah ucapan yang terdengar begitu sederhana namun memiliki makna yang sangat berarti, dan bukan saja makna dari dua kata tersebut dalam pengerjaannya juga sangat sulit dan memiliki usaha yang tidak mudah.

Ibarat seorang wanita, lebih mudah make over penampilan luar untuk lebih cantik dari pada pembangun good attitude untuk memiliki inner beauty. Pembenahan suatu negara bukan bicara bagaimana pemimpin negara melakukan make over instansi secar fisik, tapi bagaiaman membenahi agar para pemimpin, setiap orang dalam instansi  dan setiap warganegara mengalami perubahan mental serta cara pandang yang lebih baik.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sebagai intansi pemerintah juga mengambil bagian dalam pengerjaan Visi yang disampaikan Presiden RI. Visi Bappenas yaitu mewujudkan Kementrian PPN/ Bappenas yang andal, kredibel dan proaktif untuk mendukung pencapaian tujaun berbangsa dan bernegara. Proses perencanaan pembangunan nasional harus melibatkan para pelaku pembangunan dan dilaksanakan secara akuntabel serta diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan di berbagai bidang.

Dalam  dialog “ Bappenas di bawah Kepemimpinan Bambang P.S. Brodjonegoro tanggal 29 Agustus 2016 di Gedung Bappenas Jalan Taman Serupati No 2, Jakarta Pusat yang difasilitasi oleh Kompas, Bapak Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan“ Selama negara kita hanya bergantung pada komoditi, dan tidak beralih pada industri/jasa, maka kita tidak akan pernah menjadi negara maju. Kita bisa menjadi kaya tapi yah kaya musiman saja. Kalau harga komoditinya bagus yah kita jadi kaya, tapi kalau harga komoditinya anjlok yah jadi miskin”

Pernyatan yang memiliki arti luas dan sangat berarti, pembenahan bukan pada komoditi tapi pada jasa/industri yang dilakukan. Pada bagian jasa/industri terdapat sumber daya manusia yang berpartisapasi dalam pelaksanaannya untuk menghasilkan prosuk indutri/jasa yang lebih baik. Dalam perjalanan selama lima tahun ke depan, Bappenas akan merencanakan terwujudnya rencana pembangunan nasional (RPJMN dan RKP) yang berkualitas serta terlaksananya penugasan lainnya dari Presiden/Pemerintah dalam kaitan kebijakan pembangunan nasional. Pembenahan sumber daya manusia akan dilakukan dalam rangka terwujudnya pemabngunan nasional.

Terlepas dari rencana yang telah disusun Bapenas, satu hal yang sangat menarik perhatian pada bagian akhir dalam diaglog Kepemimpinan Bambang P.S. Brodjonegoro bersama kompasiana yaitu bekerjalah dengan hati.  Ya, pernyataan yang tidak sering diucapkan seorang seseorang dalam dialog di depan umum, tetapi hal ini dapat dimaknai bahwa revolusi mental dimulai dari hati yang siap bekerja secara maksimal dan dengan kejujuran hati demi terwujudnya visi. Negara ini bukan hanya membutuhkan kekayaan fisik, tetapi lebih membutuhkan  membutuhkan kekayaan mental dan hati yang siap diperbarui menjadi individu yang jujur dan siap dipakai untuk membangun bangsa.

Negara Indonesia bukan negara yang miskin, kita kaya akan segala sumber daya alam. Semua yang tumbuh dan ada bisa dikembangkan dan menghasilkan demi kesejahteraan segenap warga negara. Masalah yang perlu disoroti, bagaimana mental kita sebagai warga negara termasuk seluruh jajaran aparatur dan pemimpin negara dati tingkat tertinggi dan terendah? Sudah kan, kita mengalami revolusi mental? Revolusi Hati?  Selidikilah hati dan mental, sebagai apapun kita di negara ini.

Pembangunan kualitas hidup manusia dan sebuah bangsa  akan tercipta ketika dijalankan secara bersama dengan didukung aparatur birokrasi di lembaga pemerintahan, para pelaku bisnis, serta seluruh lapisan masyarakat yang jujur. (Meylona Zendrato, kompasiana)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline