Di balik keindahannya yang mempesona, lautan saat ini tengah menghadapi ancaman serius karena adanya fenomena pengasaman laut. Peningkatan konsentrasi CO2 atmosferik akibat aktivitas manusia dapat menurunkan pH air laut hingga 0,3 -- 0,5 unit hingga akhir abad ini, kecenderungan inilah yang dikenal sebagai pengasaman laut. Penyebab utama peningkatan keasaman laut adalah aktivitas manusia. (Yaqin dan Kabangnga, 2015). Emisi CO2 yang besar dari penggunaan bahan bakar fosil di berbagai industri dan banyaknya kendaraan bermotor akan naik ke atmosfer. Karbon dioksida dari atmosfer masuk ke laut dan bereaksi dengan air laut membentuk asam karbonat.
Setelah terjadinya Revolusi Industri, konsentrasi CO2 di atmosfer meningkat pesat dari sekitar 280 ppm sebelum industrialisasi menjadi 419,05 ppm per April 2021. Peningkatan karbon dioksida (CO2) yang diserap oleh laut menyebabkan perubahan lingkungan laut seperti pengasaman laut yang terjadi saat ini. Karbon dioksida yang diserap oleh laut akan bereaksi dengan air laut. Reaksi ini menghasilkan asam karbonat (H2CO3) dan meningkatkan keasaman (H+) air laut.
Dampak pengasaman laut
Pengasaman laut memiliki dampak yang signifikan pada berbagai aspek, termasuk sektor perikanan dan pariwisata, yang merupakan pilar ekonomi bagi banyak negara.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Balai Riset dan Observasi Laut, Pusat Riset Kelautan, Badan Riset Sumber Daya Manusia, pengasaman laut di Perairan Indonesia yang menggunakan sampel biota, sebanyak 67% hasil penelitian menunjukkan dampak negatif penurunan pH terhadap pertumbuhan biota fitoplankton Halimeda sp. Acropora sp., Perna viridis, Chaetoceros sp., Tetraselmis chui, Cymodocea rotundata, dan Thalassia hemprichii.
Adanya pengasaman laut akan membuat naiknya potensi untuk membatasi kemampuan kalsifikasi dari organisme laut dalam membentuk eksoskeleton dan cangkang. Semakin asam air laut akan membuat cangkang hewan untuk lepas. Hewan yang membentuk struktur kalsium karbonat harus mengeluarkan energi ekstra baik untuk memperbaiki cangkang yang rusak atau menebalkannya untuk bertahan hidup. Menggunakan en-ergi untuk memperbaiki cangkang dapat memengaruhi kemampuan hewan untuk tumbuh dan berkembang biak (Yaqin dan Kabangnga, 2016).
Contoh efek pengasaman laut pada kerang. Cangkang sehat di sebelah kiri transparan dengan tonjolan halus; sebaliknya, cangkang yang terpapar lebih asam, air korosif berwarna keruh, compang-camping, dan ditandai dengan titik-titik lemah.
Menurut Puspitasari (2012), pengasaman laut berpengaruh pada populasi ikan berkaitan dengan gangguan pada organ visual dan organ penciuman. Kedua organ ini berperan penting dalam mengenali habitat dan mengenali predatornya. Dengan demikian, pengasaman laut akan mengakibatkan ikan menjadi lebih rentan terhadap predatornya, sehingga ketahanan hidupnya menurun. Efek jangka panjang dari pengasaman laut ini adalah menurunnya ketahanan hidup ikan, menurunkan jumlah populasi ikan dan mengu-rangi biodiversitas dan densitas relatif dari spesies tertentu.
Penurunan populasi ikan yang disebabkan pengasaman laut juga telah terjadi di teluk Jakarta. Penurunan populasi ikan ini berdampak pada mata pencaharian nelayan dan industri perikanan di wialayah tersebut.