Sebagian besar dari kita tentu tidak asing dengan istilah 'hedonisme' atau yang biasa disingkat dengan 'hedon'. Hedonisme berasal dari bahasa Yunani yaitu 'Hedone' yang artinya 'Kesenangan'. Isitlah hedonisme dapat diartikan sebagai gaya hidup yang hanya mencari kepuasan tanpa batas. Hedonisme ini terjadi tak pandang kalangan, baik dari generasi x sampai generasi alpha rentan memiliki gaya hidup hedon.
Gen X sendiri lahir pada masa awal dari penggunaan komputer, televisi kabel, video games, dan internet, yakni pada tahun 1965-1976. Sementara generasi alpha adalah generasi pertama yang lahir di dunia digital yakni pada tahun 2011-2025. Rentang perbedaan usia yang sangat jauh ini membuktikan bahwa hedonisme tidak bergantung pada seberapa dewasa orang tersebut, melainkan kemunculannya disebabkan karena habitus. Lalu, apa itu habitus?
Habitus merupakan segala perlengkapan gaya hidup yang ditampilkan seseorang dalam ruang sosial. Teori habitus menyatakan bahwa manusia sebagai mahluk sosial tentunya tidak terlepas dari proses interaksi dan komunikasi sosial antar sesama individu, maupun antar kelompok masyarakat.
Interaksi dan komunikasi sosial ini terjadi ketika manusia lahir, yang dimulai dengan proses pembatinan terhadap nilai dan norma yang berlaku, dimana kita sendiri yang menjalankan habitus itu tanpa kita sadari. Dalam kaitannya dengan gaya hidup hedonisme, seseorang yang melakukan gaya hidup tersebut seringkali tidak menyadari bahwa tindakan yang ia lakukan ini adalah suatu tindakan yang dirasa kurang baik.
Individu dalam tindakannya dipengaruhi oleh struktur atau yang kolektif/sosial. Struktur-struktur yang ada dalam masyarakat diinternalisasi oleh aktor-aktor sosial sehingga berfungsi secara efektif. Internalisasi berlangsung melalui pengasuhan, aktivitas bermain, dan juga pendidikan dalam masyarakat baik secara sadar maupun tidak sadar. Biasanya, habitus hedonisme ini timbul karena lingkungan sekitarnya juga memiliki gaya hidup yang sama. Intensitas yang tinggi dalam berinteraksi dengan lingkungan inilah yang membuat pelaku hedonisme sulit untuk keluar dari gaya hidup yang terkesan melakukan pemborosan secara terus-menerus.
Contoh yang paling mudah dalam menggambarkan habitus hedonisme ini adalah dengan adanya media sosial. Kita pasti sering menemukan konten di media sosial yang memberikan rekomendasi entah outfit, make-up, sepatu, makanan, dan segala produk yang ditawarkan.
Tak jarang banyak teman-teman kita yang memakai produk-produk yang sedang hitz dan secara tidak langsung hal tersebut memicu seseorang untuk mengikuti hal-hal yang sedang trending. Seperti beberapa waktu yang lalu muncul trend outfit 'cewek mamba' yang merupakan gaya berpakaian serba hitam, 'cewek kue' yang merupakan gaya berpakaian warna-warni, dan 'cewek bumi' yang merupakan gaya berpakaian dengan pemilihan warna yang kalem.
Munculnya trend tersebut memicu banyak sekali wanita untuk memiliki setiap pakaian yang sedang ramai dipergunakan khalayak. Setelah mereka membeli pakaian-pakaian tersebut, timbul kepuasan pribadi dimana kepuasan itulah yang dicari oleh para pelaku habitus hedonisme.
Sayangnya, hedonisme ini jika selalu dituruti, tidak aka nada ujungnya. Artinya, pelaku hedonisme akan terus-menerus mengulangi hal yang sama demi kesenangan dirinya semata. Terkadang, pelaku habitus hedonisme ini juga gelap mata dengan keegoisan yang dimilikinya. Pertanyaan yang timbul selanjutnya, bagaimanakah cara untuk mengatasi perilaku hedonisme? Adapun beberapa tips yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi hedonisme adalah:
1.Perbaiki Mindset
Mindset didefinisikan sebagai seperangkat sikap atau keyakinan yang kita pegang. Pola pikir akan mempengaruhi persepsi kita dan bagaimana kita hidup. Untuk terhindar dari gaya hidup hedonisme, kamu harus mulai mengubah mindset yang kamu miliki dari yang awalnya konsumtif menjadi produktif. Perilaku konsumtif tentu akan sangat menguras finansialmu, dengan begitu cobalah berpikir bahwa uang yang biasanya kamu belanjakan demi kesenanganmu kini kamu alokasikan sebagai modal untukmu membuka bisnis kecil-kecilan, misalnya membuka online shop agar kamu menjadi lebih produktif!