Lihat ke Halaman Asli

Nikmatnya Sate Karang Pak Prapto

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Kota Gede tak hanya memiliki perak sebagai ciri khasnya. Bagi para pecinta kuliner Jogja, Kotagede memiliki satu lagi ciri khas yakni Sate Karang. Sate daging sapi legendaris yang kelezatannya seolah tak terpisahkan dari ibu kota kuno Kerajaan Mataram ini.

Sate Karang merupakan salah satu ikon kuliner Kota Gede. Disebut Sate Karang karena lokasi penjualannya di Lapangan Karang, Kota Gede. Sate ini dibuat dari daging sapi yang dibumbui saus kacang lalu disajikan bersama lontong dan kuah lodeh. Sate Karang mulai berjualan sejak tahun 1948, dijajakan berkeliling oleh Pak Karyo Semito, ayah Pak Prapto. Dan sejak tahun 1955, Pak Karyo memutuskan menetap di Lapangan Karang. Ada dua orang anak penerus Pak Karyo dalam berjualan sate sapi, Pak Prapto di lapangan Karang ini dan Pak Cipto yang membuka warung di jalan Kemasan Kotagede.

Warung makan ini memang tidak menyediakan kursi sebagai tempat duduk, hanya tikar yang dihamparkan di atas tanah lapangan dan trotoar, ada yang beratap tenda dan ada yang beratap langit. Minuman yang tersedia adalah teh poci dan wedang ronde. Sedangkan makanannya yang tersedia di sate karang adalah sate bumbu kacang, sate bumbu kecap, sate bumbu kocor, lontong bumbu kacang dan lontong sayur.

Resep rahasia sate karang ini adalah daging sapi bagian punggung bagian pinggir yang sudah dihilangkan ototnya direndam dalam bumbu rahasia. Kemudian daging yang sudah disunduki dipanggang di atas arang yang membara. Dalam sehari, diperlukan 20-25 kg daging sapi untuk bahan sate, sedangkan pada hari lebaran seperti saat kami berkunjung bisa menghabiskan 50 kg daging.

Untung melengkapi lezatnya sate karang, tak lupa untuk memesan wedang ronde. Wedang ronde adalah minuman khas Jogja, yang terdiri dari kolang-kaling, kacang sangrai, 2 atau 3 bola ronde kecil berwarna putih yang manis dan seduhan air dari ekstrak jahe parutan.

Selain wedang ronde, di sini juga menyediakan teh poci. Walaupun teh poci bukan merupakan menu asli sate karang, namun di dekat Pak Prapto ada yang berjualan teh poci gula batu.

Sate bumbu kacang adalah daging sapi yang dibumbui saus kacang, satu porsi terdiri dari sepuluh tusuk sate yang diatasnya diberi bumbu kacang.

Lontong sayur yang terdiri dari lontong yang dicampur dengan lodeh tempe. Lodeh ini kuahnya menggunakan potongan otot yang tidak dipakai sebagai sate agar terasa gurih, dan menggunakan rempah-rempah seperti laos, kencur dsbnya sebagai bumbu. Sehingga menambah kelezatan sate bumbu kacang ini.

Sate suami istri [sepasang] terdiri dari seporsi sate [10 tusuk] dan sepiring lontong sayur lodeh tempe. Pasangan ini merupakan menu sate karang yang siap dinikmati, lontong sayurnya kuahnya banyak dan satenya tampilannya menarik selera.

Rencanakan wisata kuliner anda ke Sate Karang pada malam yang kering dan cerah. Mungkin Anda bahkan bisa membawa tikar untuk mengantisipasi jumlah penggemar yang berlebih, apalagi jika datang bersama banyak teman untuk mencicipi warisan pusaka budaya ikon kuliner Kotagede ini. Terdengar tidak praktis memang, namun saya jamin Anda tidak  akan pernah melupakan momen spesial piknik malam hari di pinggir Lapangan Karang sambil menyantap sate lezat yang melegenda ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline