Lihat ke Halaman Asli

"N0!", Pemaksaan dalam Belajar Anak

Diperbarui: 21 Maret 2019   19:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Anak lahir dimuka bumi ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sudah menjadi kewajaran jika anak satu dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat besar. Anak yang terlahir dengan kelebiham dalam mengingat akan berdampak besar saat ia masuk ke jenjang sekolah dimana ia akan mampu dengan mudah untuk mengingat pelajaran yang diberikan, lalu bagaimana dengan anak yang lahir dengan kemampuan mengingat yang kurang, hal ini tentu juga berdampak pada penerimaan pelajarannya.

Pada zaman milenial ini banyak orang tua yang memaksakan sang anak untuk mendapatkan nilai yang sempurna bahkan ada yang terlalu berambisi untuk memasukkan sang anak pada sekolah yang favorit dan elit. Orang tua berlomba-lomba memasukkan sang anak pada tempat-tempat pendidikan non formal yang dapat memakan waktu istirahat dan bermain anak.

Perlakuan orang tua yang terlalu berambisi ini dapat membuat psikis anak terganggu dimana anak akan merasa terpenjaran dan beban dalam proses belajar mengajarnya. Pada akhirnya anak tidak akan mendapat nilai yang baik namun malah sebaliknya.

Trus bagaimana sebaiknya kita sebagai orang tua, Bunda?

Yang pasti kita mesti bijaksana dalam mengarahkan anak agar mau belajar dengan perasaan senang dan tidak terpaksa. Karena dengan motivasi belajar yang tidak terpaksa, hasilnya akan positif untuk anak, selain anak lebih mudah menyerap apa yang dipelajari, anak juga tidak merasa belajar adalah BEBAN.
Sebagai orang tua sebaiknya jangan paksa anak belajar untuk ambisi orang tua karena ingin dinilai hebat, anak JUARA, dan lain sebagainya...

Kalaupun anak memang berprestasi patutlah kita berbangga, namun biarlah prestasi tersebut sungguh karena ketertarikannya dan talentanya di situ, bukan ambisi kita sebagai orang tua. Selalu beri pujian dan perhatian kepada anak, entah ia berprestasi maupun belum. Dari pujian dan perhatian yang diberikan anak akan merasa bahwa belajar bukan lah beban, singkir kan ambisi anak harus juara satu dan anak harus jadi anak nomer 1 dikelasnya.

Penekanan belajar anak karena ambisi orang tua akan membuat anak tertekan, stres dan bahkan membangkang kepada orang tua. Berikan anak waktu belajar sesuai umur dan kemampuan bertahan otak nya. Berikan anak waktu bermain agar dapat merefresh otak anak.

YAKIN, BERUSAHA, dan SELALU BERSYUKUR AKAN APA YANG KITA DAPAT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline