Magelang, 25 Juli 2024 – Sebagai bentuk preventif tindakan perundungan dan kekerasan sekolah, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Tidar menggelar sosialisasi anti bullying di SDN Rejowinangun Selatan 3. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang berlangsung tiga hari pertama tahun ajaran baru.
Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada siswa mengenai pentingnya mencegah dan melawan perundungan. Para mahasiswa KKN menjelaskan definisi perundungan, bentuk-bentuk, serta dampak negatif yang dapat ditimbulkan, baik bagi korban maupun pelaku. Selain itu, mereka juga mengajarkan cara-cara efektif untuk mencegah dan menangani perundungan di sekolah.
Salah satu materi yang ditekankan pada sosialisasi ini adalah bentuk-bentuk bullying. Hal ini dilakukan mengingat masih banyaknya tindakan-tindakan bullying yang sering dilakukan siswa, baik dalam bentuk perundungan verbal dan non-verbal maupun perundungan dalam dunia maya (cyber bullying).
“Sosialisasi anti bullying bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada anak-anak, dengan begitu diharapkan anak-anak SDN Rejowinangun Selatan 3 dapat mencegah tindak bullying di lingkungan sekolah maupun di luar.” Ujar Faishal Ikhsanul Fikri salah satu mahasiswa KKN.
Kegiatan sosialisasi ini disambut positif oleh para guru dan kepala SDN Rejowinangun Selatan 3. Kepala SDN Rejowinangun Selatan 3, Munifah, S.Pd., menyatakan bahwa program ini sangat membantu dalam upaya menciptakan lingkungan belajar yang positif dan bebas dari perundungan.
"Kami sangat mengapresiasi inisiatif dari mahasiswa KKN Untidar. Sosialisasi ini penting dilakukan, terutama pada bagian bentuk-bentuk kekerasan karena terkadang anak-anak sering melakukan tetapi tidak menyadari kalau seperti itu termasuk bentuk bullying." Ujar Kepala SDN Rejowinangun Selatan 3.
Kegiatan sosialisasi anti bullying ini dikemas dengan konsep yang menarik. Para siswa pun tampak antusias mengikuti sosialisasi tersebut. Dengan menggunakan metode interaktif seperti tanya jawab dan pemberian hadiah sederhana sebagai pemantik semangat siswa, mahasiswa berhasil membuat materi yang disampaikan menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa. Siswa diajak untuk aktif berpartisipasi dan berbagi pengalaman mereka terkait perundungan.
Tidak sampai disitu, mahasiwa juga menyisipkan kegiatan tepuk anti bullying untuk mengkondusifkan suasana. Tepuk anti bullying ini dimaksudkan untuk mencairkan suasana di tengah pembawaan materi anti bullying.
“Kegiatannya seru dan menyenangkan, kakak-kakak KKN-nya lucu.” Ujar Rafa, salah satu siswa kelas 6.