Aaaahhh calon mahmud (mamah muda) pasti cantik, fresh dan seru yaaa... Tapi harus sehat donk, supaya menghasilkan anak-anak yang juga sehat, lucu dan menggemaskan. jadi mau ngomongin apa siy, kok ada tablet tambah darah segala ?
Iyaaaa ini masih tentang gizi anak dalam 1000 HPK, stunting dan sejenisnya. Saya siy sudah gak mahmud lagi tapi akan tiba waktunya menjadi ommud (oma muda hahaha). Yukkss ah mulai serius bahasnya.
Banyak sekali artikel yang membahas mengenai 1000 HPK (Hari Pertama Kelahiran) dengan segala hal tentang gizi anak usia 0-24 bulan dan MPASI. Hampir semua artikel yang saya baca, memulai pembahasannya pada saat kondisi ibu hamil sehingga informasi tentang hal itu sudah mudah di peroleh. Lalu apakah kondisi calon ibu sebelum terjadi kehamilan tidak penting ?
Menurut saya kok lebih penting yaaaa... Jika sebelum hamil sudah dapat mencukupi kebutuhan gizi untuk diri sendiri tentu tidaklah sulit untuk menambah kebutuhan gizi untuk calon anaknya. Dan pada saat si anak lahir tentunya si ibu menjadi lebih mudah menjaga kesehatan anak karena memang di lahirkan sehat.
Rata-rata calon ibu tidak menyadari dirinya hamil sampai ketika kehamilan sudah menginjak 3 minggu sampai satu bulan. Bahkan beberapa calon ibu baru menyadari dirinya hamil setelah usia kandungannya menginjak bulan ketiga.
Padahal, calon ibu harus sangat memperhatikan asupan gizinya agar menghasilkan anak-anak sehat dan tidak berpotensi mengalami stunting. Hal ini menjadi perhatian pemerintah karena stunting menyebabkan banyak anak Indonesia mengalami risiko mempunyai kemampuan kognitif yang rendah dan risiko menderita Penyakit Tidak Menular di usia dewasa.
Anemia pada calon ibu
Anemia menurut Wikipedia artinya kekurangan darah, yaitu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari jantung yang diperoleh dari paru-paru, dan kemudian mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Pembentukan haemoglobin (Hb) sangat dipengaruhi dan sangat tergantung cukup tidaknya asupan zat gizi lain seperti protein, zat besi dan vitamin C.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikerdas) tahun 2013 menunjukkan presentase anemia pada Wanita Usia Subur (WUS) tidak hamil (15-44 tahun) adalah 35.37%. Kondisi anemia dapat meningkatkan risiko kematian ibu pada saat melahirkan, melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, janin dan ibu mudah terkena infeksi, keguguran, dan meningkatkan risiko bayi lahir prematur.
Penyebab utama anemia adalah gizi, yaitu kekurangan zat besi dan infeksi. Hal ini karena konsumsi makanan yang monoton, namun kaya akan zat yang menghambat penyerapan zat besi (phytates) sehingga zat besi tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Kekurangan zat besi juga dapat diperburuk oleh status gizi yang buruk, terutama ketika dikaitkan dengan kekurangan asam folat, vitamin A atau B12, seperti yang sering terjadi di negara-negara berkembang.
**Jurnal Kesehatan Reproduksi Kemenkes (ISSN 2087-703X) - Vol 7, No. 2, (2016)