Lihat ke Halaman Asli

Agatha Mey

agathamemey@gmail.com / agathamey.com - Menulis sesuka hati

Cara Menanggulangi Penipuan dari Telepon dan Media Sosial

Diperbarui: 29 Oktober 2017   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

Dalam 2 minggu ke belakang, saya membaca 3 status teman di Facebook bahwa akun FB nya di duplikasi untuk menipu teman-temannya via messenger dan whatsapp. Selama 9 tahun saya menggunakan sosial media FB, sudah banyak sekali saya mendapatkan pesan dalam messenger yang seperti itu dan puji Tuhan tidak pernah tertipu. Saya pernah tertipu belanja online satu kali via FB tapi memang karena kesalahan saya sendiri. Nanti saya ceritakan lain waktu ya.... Saya juga akan menuliskan pengalaman saya di marahi oleh penipu gagal via telepon yang biasanya modusnya adalah anak jatuh di sekolah, anak tertangkap polisi karena narkoba atau anak di culik. Hahaha....

Modus dan cara menanggulangi penipu sosial media

Untuk akun FB, ada dua modus yang biasanya di lakukan penipu. Bisa dengan hack akun aslinya atau menduplikat akun FB dengan mengambil foto dan beberapa informasi dari akun asli dan meminta pertemanan dengan banyak orang di list pertemanan yang ada. Jika caranya dengan hack akun, penipu langsung melakukan chatt via messenger. Sedangkan untuk yang  menduplikasi, setelah pertemanan di terima, mulailah si penipu menghubungi calon korban penipuan dengan berpura-pura menjadi teman kita. 

Di mulai dengan menyapa dan meminta nomor whatsapp untuk dengan berbagai alasan, seperti hp reset sehingga nomor hilang atau hp baru, dll. Setelah mendapatkan nomor whatsapp, penipu akan meminta pertolongan pada calon korban berupa pulsa atau modus meminjam uang karena terdesak keadaan. Banyak korban penipuan tidak sadar sampai akhirnya ketika di hubungi atau menghubungi pemilik akun asli, menyesal karena ternyata tertipu. Beberarapa kiat yang saya lakukan adalah : 

  1. Jangan mudah menerima permintaan pertemanan baru dari orang yang sama
    • sangat jarang orang memiliki 2 buah akun sosial media yang sama (kecuali yang bersangkutan memiliki profesi sebagai buzzer atau influencer)
  2. Jika memang ada permintaan baru, sebaiknya dikonfirmasi dengan akun sosial media yang lain atau hubungi yang bersangkutan melalui telepon dan  media chatting lain
  3. Jika telanjur menerima pertemanan dan langsung ada percakapan via messenger ( tanda-tanda niy, penipu langsung tangkap peluang ), saran saya tanyakan satu pertanyaan yang anda tahu jelas-jelas hal yang salah. Misalnya : Hi.... masih suka telpon sama Agnez penyanyi itu ? (padahal anda tahu persis teman anda tidak kenal sama sekali dengan Agnez) Atau, Hi...Kamu masih liburan di Bali ? (padahal anda tahu teman anda tidak sedang liburan ke Bali) Atau : Kamu tuh dulu main piano atau gitar ya pas reunian ? (padahal gak dua-duanya hahaha)

Dengan hal-hal di atas anda akan yakin apakah yang menghubungi anda penipu atau bukan toh ??? Langkah-langkah untuk jenis sosial media lain (twitter/instagram/BBM) juga hampir sama seperti di atas.

Modus dan cara menanggulangi penipu via telepon 

Biasanya penipu menelpon di saat-saat yang kita agak lengah. Misalnya tengah malam atau subuh. Modusnya biasanya minta uang untuk biaya operasi mendadak karena anak jatuh di sekolah atau di tempat les, atau menebus keluarga di pos polisi karena terjaring narkoba atau karena penculikan. 

Saya pernah mengalami 2 kejadian mengenai ini, yang pertama tengah malam menerima telpon rumah yang mengatakan dari kepolisian dan anak saya terjaring narkoba. Saat itu anak saya masih berusia 10 tahun dan sedang tidur di samping saya, hahaha... Yang kedua sekitar akhir tahun lalu menimpa mertua perempuan saya dimana di katakan adik ipar saya di culik dan penelpon meminta tebusan. Saya mengambil alih teleponnya dan mulai berbincang dengan penipunya. Yang saya lakukan terhadap kedua penipu itu adalah :

  1. Pertama-tama memang kita harus tenang dulu dan berpikir jernih yaaaa...
  2. Saya menanyakan nama anak / adik ipar saya tanpa menyebutkan nama mereka. Jadi saya bertanya : Yang mana ya, Roni atau Agus ( padahal nama anak atau adik ipar saya bukan itu). Jadi prinsipnya tanyakan hal yang pasti salah pada penipu.
  3. Dari situ anda akan menyadari bahwa telepon tersebut adalah penipuan. 

Kebetulan saya adalah orang yang cukup iseng sehingga si penipu saya ajak ngobrol lama sampai akhirnya dia sadar bahwa saya hanya bermaksud menguras pulsanya. Penipunya sempat marah dan mengatakan ibu kan tahu namanya dan saya bilang looo adik saya banyak pak. Hehehe...

Semoga berguna yaaaaa.... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline