Lihat ke Halaman Asli

PM Desa Patih Selera

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Sosialisasi Cara Pembuatan Pestisida Organik dari Bawang Putih di Desa Patih Selera

Diperbarui: 4 September 2022   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Bersama dengan beberapa petani di Desa Patih Selera. (Dokpri)

Sosialisasi Cara Pembuatan Pestisida Organik dari Bawang Putih Di Desa Patih Selera

Hello my friend, tulisan ini merupakan penulisan yang pertama, perkenalkan nama saya Mexi Maulana Multazam atau biasa dipanggil Mexi. Hobi saya bermain catur dan menikmati kopi, terkadang juga mendengar lagu klasik karena kegiatan tersebut menurut saya bisa menenangkan pikiran dan menjadi lebih santai. Saya adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin dari Prodi S1 Farmasi semester 7 yang sedang melakukan pengabdian masyarakat, ditempatkan pada Desa Patih Selera Kecamatan Belawang.

Bagi saya sebagai mahasiswa yang masih belum pernah merasakan ngekos (karena selama 6 semester masih tinggal di rumah ortu dan tidak ingin ngekos agar uang saku tidak dipotong wkwkwk) akan tidak mudah, sesuai prediksi akan merasakan beberapa culture shock misalnya untuk melakukan hal mudah seperti mencuci pakaian sendiri, memikirkan apa yang akan dimasak ketika mendapat jatah piket masak, dll. Tentu ini menurut saya memerlukan lebih banyak waktu untuk membangun dan menyiapkan mental (walaupun sudah terbiasa nginap di luar selama 2-3 hari), mulai dari searching mengenai apa saja yang akan dialami ketika melakukan pengabdian masyarakat sekitar 30 hari lebih, apalagi saya telah terpilih dan dipercaya sebagai ketua kelompok.

Ketika melakukan observasi, saya masih ingat kondisi saat itu, semuanya masih terasa asing, apalagi di desa yang saya kunjungi memiliki kekurangan yaitu jalan yang rusak parah yang diakibatkan pasang surutnya sungai di sampingnya, membuat perjalanan menjadi lebih susah, apalagi udara panas siang yang datang dari segala arah, tapi tentu saya tidak akan dengan mudah menyerah, mungkin hanya pasrah. Untungnya warga dan perangkat desa ramah, satu hal yang saya cari ketika observasi adalah melihat sesuatu potensi atau masalah, setelah berdiskusi dengan kepala desa dan juga sekretaris desa, saya mendapatkan inspirasi untuk mencoba membantu masyarakat dalam mengatasi masalah, terutama profesi petani, ada 2 permasalahan yang dialami petani di Desa Patih Selera yaitu pertama pasang surut air sungai, serta gagal panen yang disebabkan oleh penggunaan pupuk dan pestisida kimiawi berlebihan.

Permasalahan yang saya coba selesaikan tentu saja yang lebih ringan apalagi mengingat saya sendiri bukan mahasiswa anak pertanian atau teknik (hahahaha), membuat pestisida alami dan pupuk alami lebih mudah daripada mengatur pengolahan air dan penataan lahan, hal pertama yang saya cari yaitu mencari tanaman yang dapat digunakan sebagai pestisida dan ketemu dengan bermodal inspirasi dari youtube short kemudian melakukan penelusuran lebih dalam sampai mencari ke jurnal (yah mungkin untuk membuat diri menjadi lebih yakin).

Saya mendapatkan informasi bahwa bawang merah, bawang putih, dan cabe rawit bisa digunakan sebagai pestisida alami pada tanaman, tentu saja hal ini untuk mengatasi sebagai pengganti penggunaan pupuk dan pestisida kimiawi, apalagi yang saya ketahui bahwa pestisida dan pupuk kimiawi dari tahun ke tahun mengalami kenaikkan harga, ya ini bisa jadi masalah, jika biaya produksi meningkat maka harga jual produksi akan ikut meningkat bukan? Bawang merah mengandung vitamin C, kalium, serat, asam folat, kalsium, zat besi. Selain mengandung zat yang berguna bagi tubuh, bawang merah juga mengandung senyawa acetogenin yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatasn pestisida  (Arifan et al., 2021) .Bukan hanya pada bawang namun juga bisa terdapat pada kulitnya juga, apalagi ditambah kandungan cabe rawit yang sangat pekat tentu siapa yang bisa menahan pedasnya untuk serangga.

Pembuatannya pun juga menurut saya tidak susah, hanya perlu memotong kecil-kecil semua bahan lalu merendamnya selama 12 jam pada wadah yang telah diisi air dan kemudian ditutup dengan kain atau plastik agar tetap tidak tercampur dengan udara dari luar, akan tetapi tentu produk ramah lingkungan sekalipun memiliki kekurangan yaitu cara kerja lambat, struktur atau ikatan kimianya bisa berubah sehingga daya simpannya tidak bisa dalam jangka panjang, apalagi cara pembuatannya memerlukan waktu lebih lama.

Limbah kulit bawang sendiri ternyata, mengandung beberapa senyawa- senyawa aktif yang bermanfaat bagi tanaman, kandungannya meliputi, mineral (Ca, K, Mg, P, Zn, Fe), hormon auksin dan giberelin yang merupakan hormon pemicu pertumbuhan tanaman, dan juga senyawa flavonoid dan acetogenin yang berfungsi sebagai anti hama (Klorogan & Geger, 2022). Namun kembali lagi kepada permasalahan utama yaitu sebagai pengganti pupuk dan pestisida kimiawi, mengingat ini bisa membantu masyarakat khususnya petani Patih Selera dalam jangka panjang seperti biaya yang murah (jika bawang mahal maka masih bisa menggunakan dari kulit bawang karena memiliki acetogenin juga), ramah lingkungan, dan membantu dalam menemukan ide, ya saya berharap akan ada petani yang bisa menemukan atau mengembangkan ide dalam melakukan pembuatan pestisida dan pupuk organik bukan hanya dari bawang saja karena tentu masih banyak tanaman lainnya yang bisa dimanfaatkan.

Sosialisasi Pembuatan Pupuk dan Pestisida Organik di Desa Patih Selera. Dokpri

Media sosialisasi yang saya gunakan berupa powerpoint dan dengan metode presentasi, dari menampilkan informasi, cara pembuatan, pengaplikasian, dan sampai hasil produknya, alhamdulillah walaupun saya rasa masih ada yang kurang dari saya sendiri tapi tetap bersyukur karena telah melaksanakan program individu saya, ditambah saya benar-benar bisa menikmati pengabdian masyarakat di Desa Patih Selera terutama ketika membuat ikatan atau membangun hubungan dengan masyarakat sekitar khususnya para petani, bahkan ketika saya sosialisasi tidak lupa memberikan audiens roti dan kopi (saking cintanya saya pada kopi hahahaha).

Selama di Desa Patih Selera saya menggunakan metode yang berhubungan dengan hobi saya yaitu berbaur dengan bermain catur bersama bapak-bapak (walaupun tidak jago saya masih pede lo), saya akui bapak-bapak di Desa Patih Selera jago, ini tentu menguntungkan karena selain mencari tips dari para orang yang sudah banyak makan garam, saya juga bisa meningkatkan permainan saya sendiri agar lebih tajam dan mendalam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline