Lihat ke Halaman Asli

Jurnal Bisnis: Perhatikan Rekam Jejak Bisnis Saya

Diperbarui: 28 Agustus 2015   12:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Bismillah... Teman-teman kompasiana, perkenalkan nama saya Lutfia Insani. Saya sudah bergabung dengan Kompasianan sejak tahun 2012. Dan telah mengunggah 20 artikel.

Namun, ini adalah pertama kalinya bagi saya untuk mengabadikan moment bisnis saya.

Melalui artikel ini, saya berharap, saya bisa konsisten menggeluti usaha yang ingin saya tekuni sekaligus sharing segala peristiwa baik berbentuk usaha, plan, dan rintangan sebagai seorang entrepreneur.

Ada yang bilang, bahwa terlalu tua bagi saya untuk memulai bisnis. Sebab usia saya sudah melebihi 25 tahun. But, it's okay. Sesuai yang terlambat dikerjakan lebih baik daripada terus berada di angan-angan.

Ada juga yang bilang, bahwa Allah tidak menganugerakan bakat sekaligus jiwa wirausahawan kepada setiap orang, dan boleh jadi saya termasuk yang tidak mendapatkan hal tersebut. Well, mungkin saja opini tersebut benar, tapi saya yakin bahwa setiap orang terlahir sebagai entrepreneur. Buktinya, adalah moment ketika melamar pekerjaan atau mencari side job based on your skills. Right?

So, saya singkirkan semua komentar negatif dan tidak berarti tersebut.

Okelah, intronya terlalu panjang, maka saya langsung mulai saja.

Mau Bisnis Apa?

Agar bisa digolongkan sebagai seseorang yang memiliki bisnis, artinya saya harus memikirkan produk yang akan saya tawarkan kepada orang lain.

Berdasarkan literatur yang saya baca, ada beragam cara untuk menemukan peluang usaha atau ide bisnis. Mayoritas di antara mereka memilih dari hobi, dan telah terbukti sukses. Sedangkan sisanya, adalah berdasarkan skill dan job yang telah ditekuninya bertahun-tahun sampai-sampai dia tidak mengetahui job lainnya selain yang dia kerjakan.

Saya tidak memiliki hobi. Skill pun tidak memasuki ranah expert atau ahli. Modal dari segi uang pun sangat terbatas, hanya Rp 1 juta. Ditambah modal lain, yaitu "kayaknya saya suka hal ini" dan "saya bisa menekuni hal ini, insyaa Allah".

Dan, JENG JRENGGG! Saya pilih berbisnis desain logo.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline