Pacaran menurut para ahli adalah hubungan antara dua orang yang berlawanan jenis dan mereka memiliki keterikatan emosi, dimana hubungan ini didasarkan karena adanya perasaan.
Banyak orang-orang memiliki opini yang berbeda mengenai pacaran saat SMA. Beberapa orang berpikir bahwa pacaran dapat berdampak buruk karena memakan banyak waktu, lainnya berpikir bahwa pacaran berdampak positif karena dapat meningkatkan semangat belajar. Dengan Artikel ini, kita akan melihat berbagai macam perspektif mengenai pacaran saat SMA.
Menurut banyak orang, pacaran adalah saat kita bertemu orang yang bisa mendukung kita, berkomitmen untuk saling sayang dan menerima kekurangan masing-masing. Bagi seorang penerima beasiswa basket, Putri Azaliyya, pacaran memakan banyak waktu karena sehabis sekolah ia memiliki rutinitas latihan basket dan sisa waktunya digunakan untuk belajar dan me time.
Berbagi waktu untuk pacaran saat SMA merupakan hal yang sulit dan kemungkinan bisa membuat nilai-nilainya turun.
Di sisi lain, pacaran saat SMA juga bisa menjadi salah satu alasan kita semangat untuk belajar. Seperti kata Raykeenan Mika, seorang siswi yang mengatakan bahwa, "sifat pasangan kita lama kelamaan akan kita tiru" hal ini dapat digunakan secara negatif maupun positif, tergantung mana yang lebih dominan. Misalkan, A dan B pacaran. A merupakan anak baik dan rajin sekolah, B adalah anak yang nakal namun, A lebih dominan, maka B bisa mengimitasi perilaku A dan pacaran mereka berdampak positif.
Jarak antara usia remaja dan usia akan menikah (21-25 tahun) sangat jauh, sehingga berdasarkan observasi, saat para murid SMA pacaran, mereka berharap hal itu bisa menjadi pelajaran untuk kedepannya, dan jika orang itu merupakan orang yang tepat maka hubungannya akan terjalin baik.
Dari apa yang sudah dikatakan, bisa disimpulkan bahwa memilih pasangan saat SMA sangat penting karena jika salah pilih, kita bisa terjerumus ke arah negatif tetapi hal itu dapat dijadikan pengalaman agar hal yang kurang baik tidak terulang kembali.
