Lihat ke Halaman Asli

Meuthia Kezia Azzahra

Mahasiswa SV-IPB

Pelaksanaan PPKM Darurat Akibat Kasus Covid-19 Yang Tinggi

Diperbarui: 12 Juli 2021   16:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Terhitung sudah 16 bulan warga Indonesia hidup berdampingan dengan virus Covid-19, dalam perjalanannya ini bukanlah hal yang mudah untuk dilewati. Peraturan dan kebijakan dari pemerintah yang berubah-ubah dalam rentang waktu cepat telah membuktikannya. Berawal dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada pertengahan Maret 2020, hingga dilaksanakannya new normal pada bulan Juni 2020 akibat perekonomian Indonesia yang memburuk. Tak hanya demikian, varian Delta (varian baru dari virus Covid-19) yang bermutasi begitu cepat, dengan tingkat penularan yang lebih mudah membuat pemerintah harus memilih langkah ekstrim. Hingga akhirnya ditetapkan tanggal 3 Juli 2021 sebagai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Pulau Jawa hingga Bali.

 

Rumah Sakit Kolaps

Tingginya kasus Covid-19 terutama di daerah JABODETABEK membuat rumah sakit hampir kolaps (penuh). Bahkan Rumah Sakit Darurat Covid-19 yang berada di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat terancam kolaps jika tidak dilaksanakan kebijakan PPKM oleh pemerintah. Menurut penuturan media DETIK.COM pada postingannya di tanggal 21 Juni 2021 dalam mengulas Corona Mengganas,Wisma Altet Khawatir Sepekan Lagi Akan Kolaps. Pengelola RSDC Wisma Atlet Letkol TNI Laut M Arifin menyatakan bahwa,"Kalau hulu nggak dicekik gini terus, seminggu lagi kolaps kita. Nggak sampai seminggu lah". Hal ini dikarenakan varian baru virus Covid-19 yaitu Delta dari India, Beta dari Afrika dan Alpha dari Inggris hadir di Indonesia. Banyaknya varian baru dari virus Covid-19 membuat rumah sakit kewalahan untuk menerima pasien reaktif, akibatnya beberapa pasien menjadi terlantar diruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD).

 

Harga Alat Kesehatan Naik Lagi Dua Kali Lipat

Setelah merebaknya harga masker, hand sanitizer dan disinfektan naik dua kali lipat yang terjadi pada 2020 kini harga tabung oksigen juga naik. Hal ini disebabkan masyarakat panic buying sehingga terjadi permintaan yang terus meningkat, namun persediaan barang yang terbatas. Banyaknya permintaan dari masyarakat membuat persediaan oksigen cepat habis dan langka. Beberapa oknum memanfaatkan keadaan ini untuk menjual tabung oksigen dengan harga yang fantastis.

 

Swab Antigen & PCR Kini Telah Menjadi Bisnis

Salah satu usaha untuk menghentikan penyebaran virus Covid-19 yaitu dengan melakukan tes, baik swab antigen atau PCR. Sebagai persyaratan administrasi untuk berbagai kepentingan, tes ini seakan menjadi kebutuhan. Kini sebagian besar klinik menyanggupi kebutuhan warga akan tes tersebut, begitupun dengan klinik kecantikan. Berbeda dengan kemunculannya diawal, harga tes tersebut kini jauh lebih murah dengan rentang waktu hasil yang relatif singkat. Akibatnya persaingan harga pun terjadi sehingga masyarakat menjadi ragu memilih klinik dengan kualitas serta kelayakan alat tes tersebut.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline