Ketika titik memunculkan tanda tanya
dan kata yang terpendam. diam.
hanya ada dentingan nafas yang memantul pada tembok berpucatkan pasi. senyap.
Debar jantung melebur sepi
dan deru nafas kian menggigit, memori itu kembali merayap seperti laba-laba yg menari di sudut langit-langit.
Kita larut dalam kubangan kenangan. Bersama bayang masa silam. Seseorang yang datang dari masa lalu.
Pilu . sepertinya perasaan ini khas. Aku masih ingat bayangan dirimu yg perlahan bergerak..makin jauh..dan hilang.
Lebur bersama desau angin. yang tertinggal hanya jejak kenangan. Luruh.
dan tiba-tiba kau memintaku untuk memungutnya lagi, sejumput kenangan yg tak ingin aku ingat lagi.
Arghh...
Namun bayangmu datang lagi
Mencumbu ruang pikiranku ,menggigit memori masa lalu yang lambat laun muncul satu per satu..
Sepeda ontel dan senyummu disaat jingga terakhir waktu itu masih terekam jelas..
sangat jelas..
Hingga hatiku tertegun
Ada bisikan disana
Aku tak tahu pasti gaungnya,
Namun yang sempat terdengar hanya
"yah..aku masih mecintaimu "
Ya, kata itu yang selalu kau ucapkan. Setelah berkali-kali kau pergi. Dan kembali lagi. Ya, berkali-kali.
Hingga tak habis malam mencumbu bayangmu.
Bisakah sejenak saja? Aku lelah
Apalah artinya cinta pada bayangan
Enyah saja!
Aku ingin belajar menjadi sepi. Tanpa bayang dan ilusi.
Biarkan aku disini
Berkawan malam berpagut pada waktu
Dengan titik tanpa koma
*sebuah percakapan dengan seorang kawan dalam akun jejaring sosial facebook ( Selasa, 25/09/2012 O1:14 )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H