Pertanian organik merupakan pilihan pertanian masa depan yang berpedoman pada siklus alam, menyesuaikan diri dengan alam dan mengikuti hukum-hukum alam. Pertanian organik menawarkan sistem pertanian masa depan yang aman, ramah lingkungan dan berkelanjutan hingga jangka panjang.
Salah satu kendala dalam pengembangan dan penerapan Pertanian organik di Indonesia adalah masih rendahnya kesadaran dan pengetahuan produsen dan konsumen terhadap bahaya dan resiko produk-produk pertanian konvensional yang berbasis Agro-chemical yang lebih mengutamakan penggunaan bahan kimia sintetis dan pengaruhnya terhadap kualitas air, tanah, udara dan lingkungan
Dibawah ini adalah 7 fakta pertanian organik dan pertanian konvensional:
Pertanian Organik:
1. Ketahanan pangan jangka panjang berkelanjutan dan kemandirian
2. Keseimbangan dan kestabilan ekosistem lebih diutamakan
3. Membuat kehidupan petani dan konsumen lebih sehat dan ekonomis
4. Harmonis dengan mengikuti cara alami yaitu memanfaatkan ekosistem dan tanaman alami
5. Keuntungan yang maksimal bukan tujuan utama
6. Input dari luar rendah dan meminimalkan ongkos produksi dengan memanfaatkan sampah dan bahan yang sudah tersedia di alam
7. Menekan polusi dengan penggunaan kompos karena kompos dapat menyimpan sejumlah besar karbondi dalam tanah
Pertanian Konvensional
1. Ketahanan pangan jangka pendek dan ketergantungan pada import
2. Produktivitas lebih diutamakan
3. Petani dan konsumen terjebak pada konsumsi pangan yang tercemar dan obat-obatan yang mahal.
4. Egois dengan cara-cara artifisial (sintetis) dan mementingkan rekayasa teknologi
5. Keuntungan yang maksimal adalah segalanya dengan cara-cara yang instan
6. Input dari luar tinggi sehingga ongkos produksi menjadi mahal
7. Polusi yang dihasilkan dari penggunaan pupuk kimia secara eksesif telah mengakibatkan pemanasan global dan pencemaran udara setara 2 milyar ton CO2
Nyanyian untuk Kesuburan
(sumber: dari mantan bos, Roberto Hutabarat...foto koleksi pribadi/permakultur aceh )
Semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H