Lihat ke Halaman Asli

Metta Varent

mahasiswa

Blok M: Melting Pot Budaya dan Kuliner Urban Masa Kini

Diperbarui: 16 Desember 2024   08:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasar Blok M tahun 1967 (Sumber : id.pinterest.com/bintoro hoepoedio)

Apabila mendengar kata Blok M, mungkin kebanyakan orang akan terpikirkan tentang skena, gaul, atau bahkan tempat seperti Taman Literasi, Little Tokyo, Gultik, atau Blok M Mall. Tapi di balik itu, siapa sangka Blok M, sebuah kawasan ikon urban anak muda untuk berkumpul dan nongkrong yang terletak di Jakarta Selatan, ternyata sudah menjadi tempat gaul muda-mudi sejak jaman dahulu.

Menilik Sejarah Blok M

Blok M pada awalnya dibangun sebagai komplek perumahan elit pada tahun 1940-an saat Belanda masih menduduki Indonesia. Setelah kemerdekaan, kawasan ini semakin ramai pengunjung dan pada 1980-an, Blok M berkembang menjadi pusat perbelanjaan yang popular dan ramai. Popularitasnya ini terbukti melalui berbagai film layar lebar dan buku novel yang menjadikannya sebagai latar belakang.

Meskipun begitu, sayangnya pada tahun 2010-an, kawasan ini sempat kehilangan pamornya. Terminal Blok M yang pernah menjadi area tersibuk pada masanya meredup seiring perkembangan transpotasi modern. Kondisi ini diperparah oleh pandemi Covid-19 yang menyebabkan banyak pertokoan tutup karena sepi pengunjung.

Namun, pengembangan akses MRT dan revitalisasi kawasan ini dalam beberapa tahun terakhir menjadikannya lebih dari sekadar pusat ekonomi. Blok M kini menjadi melting pot budaya, tempat berbagai tradisi lokal dan global bertemu. Dari kios-kios kecil hingga restoran modern, kawasan ini mencerminkan keberagaman selera masyarakat urban Jakarta.

Blok M sebagai Pusat Budaya dan Kuliner

Blok M menawarkan berbagai kawasan menarik yang cocok untuk berbagai aktivitas. Bagi yang ingin berbelanja, dapat mengunjungi Blok M Square yang menawarkan berbagai macam toko yang menjual barang-barang dengan harga terjangkau, mulai dari pakaian hingga barang elektronik. Untuk menikmati suasana kreatif atau sekadar bersantai, M Bloc Space dan Taman Literasi adalah pilihan yang tepat karena sering mengadakan konser musik, pameran seni, atau workshop. Selain itu, bagi yang ingin nongkrong, area Melawai Blok M menghadirkan berbagai kafe dan restoran dengan kuliner dari lokal hingga manca negara.

Kuliner memainkan peran penting dalam menjadikan Blok M sebagai destinasi utama. Di sini, makanan tidak hanya menjadi kebutuhan dasar, tetapi juga bentuk ekspresi budaya dan gaya hidup. Kedai ramen Jepang berdampingan dengan warung nasi Padang, sementara kafe kekinian menyajikan kopi lokal dengan sentuhan internasional. Hal ini menunjukkan bagaimana akulturasi terjadi secara organik, dengan makanan sebagai medianya.

Kuliner Sebagai Gaya Hidup di Blok M

Bagi anak muda, Blok M menawarkan lebih dari sekadar makanan enak. Kawasan ini menawarkan berbagai pengalaman baru, mulai dari berburu kuliner viral hingga menikmati suasana otentik. Hidangan khas seperti gultik dan sate di gerobak pinggir jalan, kafe ala kebarat-baratan, restoran jepang hingga jajanan tradisional seperti kue pancong, menunjukkan bagaimana makanan bukan hanya sekadar untuk konsumsi melainkan gaya hidup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline