Lihat ke Halaman Asli

Bukan Salahmu, Sayang (Bagian Ketiga)

Diperbarui: 25 Oktober 2022   10:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bukan Salahmu, Sayang (Bagian Ketiga)

"Danu, Ibu tanya kamu. Kenapa mukul Erwin?"

"Karena dia ..., dia bilang saya bego. Saya nggak suka dibilang bego!"

Erwin menatap Danu dengan tatapan heran lalu dia tersenyum lebar. Tangannya memukul bahu Danu perlahan.

"Yaelah, Nu. Gue, kan bercanda tadi. Masak lo anggep serius, sih."

Danu membuang pandangannya, aku melihat matanya sedikit memerah.

"Lain kali, kalau mau bercanda jangan keterlaluan, ya, Win," ucapku tegas.

"Iya, Bu. Saya enggak bermaksud seperti yang Danu pikir."

Aku mengangguk, lalu menepuk bahu Danu perlahan. "Baikan, Nu. Erwin juga sudah kena pukulan kamu tadi. Lain kali, kalau ada masalah, bicarakan dulu baik-baik. Jangan gampang mukul. Itu enggak baik."

Danu menatapku sesaat lalu mengangguk. Tangannya diulurkan dan Erwin menerimanya.

"Erwin, kamu boleh kembali ke kelas. Danu, kamu duduk dulu. Ada yang ingin Ibu bicarakan."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline