Lihat ke Halaman Asli

Metik Marsiya

TERVERIFIKASI

Menembus Batas Ruang dan Waktu

Aparat Keamanan Dibenturkan dengan Mahasiswa, Membela yang Salah?

Diperbarui: 26 September 2019   10:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Indonesia membara dalam demo dari ujung timur sampai ujung barat. Korban demi korban berjatuhan, tuntutan demi tuntutan tapi tetap belum juga terpenuhi. Mahasiswa, mereka memperjuangkan negeri ini dengan hati. Mereka memperjuangkan idealisme mereka atas nama nurani demi negeri. Dan saat ini, satu demi satu berjatuhan karena berhadapan langsung dengan petugas, yang sebagian besar adalah aparat kepolisian. 

Mahasiswa memang masih muda, meledak-ledak dan sangat emosional. Tapi hal ini bukan berarti mereka tidak tahu apa yang terjadi di negeri ini. Justru merekalah yang masih murni, pikiran yang masih jernih belum tercemari oleh kekuasaan dan harta. Mereka masih bisa melihat mana yang benar dan mana yang salah. 

Beda halnya dengan mereka yang berpihak pada kepentingan, semuanya menjadi benar versus kepentingannya. Politisi yang sudah tidak tahu lagi mana benar dan mana salah, yang saat ini mereka tahu adalah bagaimana melakukan pembenaran pada sebuah keadaan atas nama kepentingan diri, kepentingan atasan, perintah atasan dan tentu saja pada tujuan besar kolektif politik. 

Membandingkan politisi dan mahasiswa memang tidak bisa apple to apple, tetapi membenturkan polisi dan mahasiswa untuk melindungi sebuah kepentingan kolektif atas nama penyelamatan politisi dari kepentingan korupsi apakah ini merupakan pilihan yang lebih baik

Polisi bertugas tegak lurus pada perintah atasan, maju ya maju, mundur ya mundur, perang ya perang. Tapi berperang dengan mahasiswa yang sedang membela negerinya, mahasiswa yang masih jernih hatinya, mahasiswa yang berjuang untuk kebenaran, apakah itu pilihan tepat yang harus dijalankan?

Mari kita tanyakan kepada diri, kali ini siapakah yang harus dibela, mereka yang ada di atas pucuk-pucuk pimpinan negeri ini yang telah menggunakan legitimasi dari rakyatnya untuk melemahkan sistem-sistem negeri ini. Menjadikan sendi-sendi kehidupan moral bernegara menjadi tumpul? 

Mahasiswa saat ini tidak mempunyai kepentingan pribadi, bergerak atas nama perjuangan rakyat banyak. Mereka mengorbankan dirinya sendiri, untuk menyuarakan kebenaran bagi rakyat banyak yang tak mampu lagi bersuara, apakah mereka ini layak untuk diperangi ? 

Rakyat banyak yang hanya mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi tidak bisa dan tidak tahu lagi bagaimana membela kepentingannya sendiri.

Harapan kami ada padamu anak-anak muda pemilik negeri. Kami sama dengan Bung Karno, yang banyak berharap kepada anak-anak muda, generasi penerus negeri. 

Dan kepada siapakah Polisi akan menggantungkan harapannya,  Pak Polisi mau menggantungkan harapan ini kepada siapa? Kepada mereka yang di atas, yang  melenggang bebas atas segala permainan di pucuk-pucuk negeri? Mereka yang berteriak penuh dengan kalimat yang diputarbalikkan, berputar-putar supaya semuanya tampak benar.

Mari kita tumpahkan air mata duka bersama-sama bagi negeri.  Tangisan panjang sebagai dukungan peperangan jiwa muda dalam berjuang untuk negerinya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline