Lihat ke Halaman Asli

Metik Marsiya

TERVERIFIKASI

Menembus Batas Ruang dan Waktu

Provokator Demo Mahasiswa adalah Perevisi Undang-Undang KPK

Diperbarui: 25 September 2019   23:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Jika ada yang mengatakan mahasiswa demo ditunggangi oleh pihak tertentu, lalu juga ada yang mengatakan bahwa kerusuhan dipicu oleh provokator. Pesan-pesan yang disampaikan oleh pemimpin bangsa ini serasa basi di telinga, serasa membosankan saat di baca di media, dan membuat mata sepet saat melihat di televisi. 

Dahulu panggung politik menjadi hingar bingar karena ada perubahan yang menggeliat, ada sangat sedikit harapan yang mencerahkan. Tapi tidak lagi kali ini.

Panggung politik tetaplah panggung politik yang akhirnya sama saja, memuakkan. Panggung politik tetaplah panggung politik yang akhirnya kembali kepada masalah utama, kepentingan, kekuasaan, kejayaan, kemunafikan dan aktor-aktor yang sibuk dengan urusan tampil menampil, urusan panggung memanggung.

Di antara semua rentetan peristiwa demi peristiwa itu kemanakah muaranya, duit. Lagi-lagi masalah perut, yang selalu akan dihiasi dengan permasalahan pemuasan nafsu di bawah perut. Itulah sesungguhnya yang terjadi dalam dinamika kehidupan politik. Perut dan sebuah benda yang ada di bawahnya. 

Kurikulum mahasiswa saat ini dibuat sedemikian padatnya, sehingga sangat sedikit ruang untuk mahasiswa bergerak dalam ranah politik. Kampus hanya menjadi ajang penggodokan kemampuan intelektualitas dalam kapasitas ilmiah.  Sedikit ruang untuk berkreasi dan menjadi podium bagi aktivis-aktivis. 

Jika kita hari melihat jalanan tumpah ruah oleh mereka, anak-anak muda yang masih sangat murni, yang masih punya kepedulian pada bangsa ini, lalu ada yang bilang bahwa mereka diprovokatori oleh pihak lain, silakan kalian beli kaca yang besar, dan balikkan telunjuknya ke diri sendiri. Siapakah provokator mahasiswa yang mampu membuat mereka berbondong-bondong turun ke jalan meninggalkan padatnya jadwal kuliah.  

Provokator kali ini sangat dasyat, sebuah pemberangusan kekuatan yang mulai menyentuh sendi-sendi puncak kekuasaan yang merasa terusik kenyamanannya. Atau puncak kekuasaan yang menganggap bahwa KPK adalah mahluk yang berbahaya bagi mereka.

Satu-satunya lembaga yang perlahan tapi pasti masuk ruang-ruang gelap penuh dengan kolusi dan korupsi yang menjadi ladang kehidupan mereka. Kompromi yang menjadi pembagian kue-kue kekuasaan agar semua saling mengerti, tahu sama tahu. Tidak ada lagi pihak yang saling mengusik walaupun sudah menggunakan baju berlabel oposisi. 

Mahasiswa boleh marah, dan memang harus marah. Karena mahasiswa tinggal satu-satunya ujung tombak dari nurani bangsa ini. Mahasiswa harus maju dan terus maju, karena mahasiswa adalah satu-satunya pilar hati bangsa ini. Hanya mahasiswa saat ini yang masih bisa berpikir jernih.

Bukan mereka yang mulai timik-timik berpolitik, juga bukan mereka yang baru masuk sebagai pegawai di lingkungan pemerintahan, dimana jabatan dan kekuasaan, kelanjutan sebuah kehidupannya benar-benar sangat tergantung kepada cangkem atasannya. 

Bergeraklah terus maju tanpa henti... 

karena negeri ini hanya akan ada selama kalian masih terus bertahan tanpa menyerah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline