Ada yang sedang bermain-main dengan putaran negeri ini, ada seseorang yang sedang memutarnya. Di mana bagian demi bagian seperti kacau balau, seperti saling bertubrukan dengan yang lainnya. Jarak pandang di dunia bathin demikian dekatnya, semua tertutup dalam sebuah pusaran, campur aduk penuh dengan kekacauan. Jagad Bathin tertutup oleh selaput kabut yang memnuhi dan menutupi seluruh pandangan.
Kepalaku berdenyut-denyut, pusing yang teramat sangat. Beberapa bagian seperti ditusuk-tusuk dengan paku, kepala bagian atas terasa sangat seperti tertindih oleh barang yang sangat besar, dan aku merasa kecil, lemah, tak berdaya. Aku seperti ikut terbawa dalam pusaran yang terus berputar dengan dibebani bandulan ditubuhku menggantung, berat, sesekali aku merasakan sesuatu menusuk-nusuk seperti paku tertancap di beberapa bagian tubuhku. Sakratul maut, rasanya begitu dekat, di mana jiwaku tak mampu memberikan perlawanan. Energiku terserap sedikit demi sedikit dan ikut dalam dalam seluruh putaran yang bergerak membuat kepalaku semakin terasa diputar-putar.
BeginilahJagad ombo, dunia dan seluruh kehidupan yang melingkupi diri kita. Dunia dalam genggaman, saat diri kita bisa melihat seluruh alam semesta negeri dalam jangkauan mata hati. Dan ketika negeri ini dalam bahaya untuk mengalahkan dan mengendalikan negeri ini Jiwa dan hatiku seakan mati, lemas di sekujur tubuhku berusaha menahan rasa sakit yang menyerang pikiran dan bathinku, menyerang tubuh dan seluruh rasaku. Seandainya boleh dan bisa, betapa aku ingin menyerah lalu berharap semua penderitaan ini pergi dari diriku, melepaskan semua beban dan tanggung jawab negeri, jika itu boleh dan bisa, jika aku mampu dan tega melakukannya.
Negeri ini, entah kutukan apa lagi yang sedang melandanya. Aku masih ada dalam sebuah pertarungan bathin, di mana kejadian pusaran dan putaran di jagad bathin adalah sebuah simbol bahwa saat ini sedang terjadi di jagad negeri ini. Mereka yang sedang dilanda nafsu kekuasaan dan tidak jernih hatinya, sedang memperebutkan tulang belulang untuk mencapai kemenangan untuk kesenangan dan tahtanya.
Tanpa disadari ada pihak yang sedang mengacaukan pikirannya, agar penguasa negeri ini adalah mereka yang benar-benar bukan pemimpin yang sejati, hanya dia yang bagaikan boneka yang bisa diperbodoh dan bisa diperalat dalam mengambil keputusan, sehingga ujung dari semua ini adalah kesemrawutan di negeri ini. Dan bisa ditebak ujung dari semua kejadian ini, sesungguhnya siapakah pemenang dari seluruh pertarungan ini? Pemenanganya adalah mereka yang bisa jernih melihat situasi dengan mata dan hati, yang bisa mengendalikan dan bisa mengontrol para penguasa.
Mereka yang mengendalikan kekisruhan bagaikan dengan remote di tangan, kisruh atau berhenti. Merekalah yang pada akhir dari seluruh permainan ini yang akan mengambil manfaat dari seluruh konflik dan kekacauan. Penguasa sejati, tanpa mandat, tetapi mempunyai kendali penuh. Menghisap seluruh kekayaan negeri ini, mengangkutnya dan membawanya kemanapun dia suka, tanpa ada yang mampu bersuara, atas nama kebodohan para pemimpin negeri yang hanya berambisi berkuasa, sibuk memperoleh, memenangkannya dan lalu mempertahankannya, lupa pada hakekat kekuasaan yang sesungguhnya.
Negeri ini tak berdaya atau memang benar-benar bodoh. Seakan-akan semua mata dan energi hanya ditujukan kepada perebutan kekuasaan, dan bukan bagaimana membuat negeri ini berjalan dengn baik, bukan kepada sebuah perjalanan, tetapi pada sebuah kepentingan pribadi. Bukan membuat rekam jejak nilai sejarah yang abadi, tetapi kepada kekuasaan tanpa nilai yang akhirnya menimbulkan kesewenang-wenangan di sana sini. Dari athin aku bisa melihat, bahwa memang hanya cahaya terang itu disorotkan pada kekuasaan, menyilaukan. Membuat seluruh mata negeri ini secara lahiriah hanya tertuju pada persaingan pencapaian kekuasaan.
Tiba-tiba aku mempunyai ide, membuat keseimbangan dengan membuat cahaya yang lebih terang di bagian lain negeri ini. Sesuatu yang tidak eprnah diperhatikan oleh orang lain, luput dari pandangan publik, bahwa di tempat yang berbeda terjadi penghisapan besar-besaran untuk memindahkan seluruh sumber daya yang ada ke bagian yang lain. Selama ini pundi-pundi negeri ini telah berpindah dan diangkut di tempat lain, dan semuanya terjadi tanpa kita sadari.
Seluruh kekayaan negeri ini benar-benar telah berpindah tempat, dan menjadi milik orang lain, berpindah ke tempat lain dalam bentuk yang berbeda. Dan dari simbol yang ada negeri ini benar-benar hanya menjadi sumber air dan emas buat orang lain, tanpa kita sendiri pernah menikmatinya. Kita yang bekerja bagaikan budak negeri dan orang lain di tempat yang jauh sedang berpesta pora menikmati kemenangan dan kenikmatan hasil kerja budak-budak negeri ini. Bangsa ini dikondisikan menjadi bangsa kuli, menjadi bangsa yang sibuk dan bangga dengan kebodohan-kebodohannya.
Budak yang tinggal di negeri surga dan hanya menikmati neraka. Sementara mereka yang sesungguhnya tinggal di negeri neraka, tetapi menikmati hidup seperti di surga. Betapa tidak mudahnya keadaanku, melihat situasi yang terjadi di balik sisi lahiriah negeri ini, menumbuhkan kewajiban yang harus diemban yaitu merubah posisi negeri ini. Aku berusaha membuat agar sumber air dan pundi-pundi itu tetap hanya terpancar di negeri ini dan tidak tersebar ke luar negeri ini, menjadi milik sendiri dan bukan menjadi milik orang lain. Sungguh sebuah pekerjaan yang tidak mudah, mengingat tatanan demi tatanan oleh mereka pengali bathin dunia semua dipasang sangat bagus, hampir sempurna, sudah diatur penjaga-penjaga di tiap bagiannya.