Lihat ke Halaman Asli

Metik Marsiya

TERVERIFIKASI

Menembus Batas Ruang dan Waktu

Bersama Ratu Kidul, Harus Hitam untuk Melawan yang Hitam

Diperbarui: 18 Juli 2017   10:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lombok, taken by Galang. Koleksi Pribadi

"Kembali lagi , Nduk" Gusti Ratu menungguku di tempat biasa aku berlatih, di sebuah ketinggian yang bisa melihat sebagian ke Gunung Merapi dan wilayah yang membentang di sekitarnya.  Tanpa kusadari dalam sekelebatan mata, kami telah berpindah di sebuah ruangan yang demikian besar. Ruangan dengan dinding-dinding kaca di sekitarku. Tampak laut di sekelilingnya lengkap dengan binatang dan tanaman laut yang beraneka rupa. Tetapi jika diperhatikan lebih lanjut, ternyata itu bukan dinding kaca, tetapi dinding batas dimensi, dimana seakan-akan ada batas, tetapi jika diraba kita tetap bisa menyentuh airnya. Aku menatap takjub semua keajaiban ini. Demikianlah jagad bathin selalu ada yang diluar batas jangkauan nalar, karena sesungguhnya jagad bathin memang hal yang diluar nalar manusia.

"Masih banyak yang harus kamu kerjakan untuk waktu yang akan datang, masih banyak yang menunggu untuk kau tata kembali. Sudah lewat waktu untuk dirimu sendiri dan anak-anakmu, saat mereka sudah mendapatkan tempat dimana seharusnya mereka berada. Sekarang saatnya kamu melanjutkan kembali tugas dan tanggung jawabmu yang hanya kamu sendiri yang bisa melakukannya untuk saat ini".

"Kenapa Gusti Ratu datang sendiri ke sini, tidak seperti biasanya. Kenapa bukan sesepuh-sesepuh lain yang biasa menemani saya berlatih?"

"Anakku, jagad bathin itu sangat luas tak berbatas. Jangkauanmu sudah demikian jauh, dan saatnya aku sendiri yang akan menemani perjalananmu. Ke depan banyak hal yang akan kamu lalui. Seiring dengan perkembanganmu maka akan berkembang juga masalah-masalah yang akan kau hadapi".

"Ada apa Gusti, sesuatu yang membuat Gusti sangat prihatin?"

"Anakku, Di negeri ini semua piranti yang diperlukan untuk membangun negeri sudah sangat lengkap dan sangat bagus. Tidak ada yang mampu menandinginya. Tetapi saat ini, semuanya berantakan, luluh lantak hancur lebur, karena peperangan-peperangan yang terjadi dalam perebutan kekuasaan dan perebutan wilayah, baik yang dilakukan sesama anak negeri ataupun yang dilakukan oleh mereka yang ada di luar bagian negeri ini. Negeri ini terlalu lengkap, indah seluruh lahir dan bathin, gemerlap bercahaya. Semua tercermin dari apa yang tampak dari lahiriah negeri ini. Sayang sekali anakku, mereka tidak bisa melihat semua yang ada. Mereka telah dibutakan seluruh indranya".

"Anakku, Alam yang indah saja mereka tidak bisa melihatnya. Mereka merusaknya dan mereka menjarahnya. Padahal jika mereka merusaknya, kekayaan itu hanya untuk dirinya sendiri, jika mereka menjaganya, maka sampai dengan anak cucu sampai seluruh keturunan negeri ini akan terpenuhi kebutuhannya. Hanya satu yang tidak boleh dimiliki, keserakahan dan ketamakan. Punya mata tapi tidak bisa melihat. Jika matanya saja buta, apalagi hatinya. Jika hatinya buta, apalagi nuraninya. Sudah habis semuanya, dan inilah yang terjadi di negeri ini".

"Anakku, kamu bisa melihat di setiap bagian bathin negeri ini. Hampir semua berada bukan pada tempatnya, yang seharusnya di depan ditaruh di belakang, yang seharusnya kecil malah dibesarkan, yang seharusnya di pinggir malah berada di tengah. Keserakahan yang seharusnya dikecilkan malah tumbuh dengan sangat subur, orang yang berwatak jahat yang seharusnya dipinggirkan dan dibelakangkan malah berada di depan menjadi otak dari pemimpin negeri ini. Sedang mereka yang baik justru berada di pinggir, bahkan malah dimatikan. Kejahatan, keserakahan, kebencian tumbuh dan merebak dimana-mana. Dan semua itu bisa kamu lihat simbolnya di jagad bathin, mereka berada pada tempat yang tidak seharusnya berada".

"Sebelumnya kamu sudah belajar bagaimana membentuk dirimu, menjaga dirimu, menata orang per orang, menata sebuah wilayah dan mengenali pengaruh simbol bathin kepada lahiriah pada masing-masing bagian, baik untuk wilayah dan pribadi seseorang. Keterkaitan lahir dan bathin, hubungan dan sebab akibatnya. Jarak dan rentang waktu yang berjalan di kedua sisinya dengan sangat baik. Berikutnya kamu harus mampu mengendalikan dan menata semua yang ada untuk kembali kepada posisinya masing-masing".

"Maaf Gusti, bukankah itu bukan suatu yang mudah. Mengingat begitu banyak hal yang demikian besar dan sudah terlanjur enak karena berkuasa tidak ingin terganggu. Kekuatan yang tidak terukur. Bagaimana mungkin saya menghadapi semua itu seorang diri, hanya dengan seorang teman yang selalu setia menemani saya salam setiap suka dan duka perjalanan bathin negeri?"

"Kenapa kamu masih meragukan kekuatan alam semesta yang menjadi berkah kehidupan Yang Widhi. Yang harus kau lakukan hanyalah menjalankan tugas dari Yang Maha Kuasa, tugas kehidupan untuk menyelamatkan seluruh kehidupan negeri ini, lahir dan bathinnya. Jiwa dan Raganya, hati dan nuraninya yang sudah digerus oleh kekuatan-kekuatan lawan. Anakku, kami semua tidak akan tinggal diam.Negeri ini dalam wilayah kekuasaanku. Kecuali sebagian wilayah timur yang sudah menjadi kekuasaan asing(Freeport) dan tugasmu untuk mengambilnya kembali. Kamu paham bagaimana mereka sangat kuat dan sangat bagus. Aku katakan, kamu memang bukan tandingannya. Tetapi dengan kejelian dan ketajaman mata bathin akan tiba saatnya engkau akan mampu mengambil alih semua itu, jangan sampai dilepaskan lagi".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline