Lihat ke Halaman Asli

Meti Irmayanti

senang membaca, baru belajar menulis

Sawah yang Tak Lagi Tumbuh Padi

Diperbarui: 3 Maret 2024   23:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: (Media NTT) 

di sawah yang tak lagi tumbuh padi
tanah-tanah pecah di sela belukar
bajak-bajak muram menepi
kehilangan kerbau

di lumbung yang tak lagi berisi gabah
tikus-tikus kurus di sela papan
anak-anak bingung merapal doa
yang semakin ganjil

berulangkali petani menangisi
hamanya yang tak terbendung
pupuknya yang tak terjangkau
musimnya yang tak terduga
harganya pula yang tak bersahabat

tangan yang dulu memegang cangkul
menjelma jadi tangan tengadah
sangat menyedihkan
ia yang dulu pekerja
kini telah dibebastugaskan
seperti pengemis di negeri terasing

sawah tanpa padi
setiap hari adalah paceklik
panci-panci teronggok pedih
tak ada lagi nasi basi

lumbung tanpa gabah
setiap hari adalah pengharapan
dapur-dapur menjadi dingin
tak ada lagi jelaga

dari tangan lelaki berseragam keki
disodorkan selembar kupon
bertuliskan bansos
tapi masih pakai ongkos
betapa amat sulit
merangkak di negeri sim salabim
innalillahi wainna ilaihi raajiuun...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline